Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Tangisan Itu Menangis

20 Mei 2015   06:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:48 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_384491" align="aligncenter" width="300" caption="shutershock"][/caption]

barangkali, Tuhan menciptakan
kita, seperti untuk tidak diutuhkan,
melainkan, hanya dipertemukan.

seperti,
airmata dan sapu tangan.
yang dipertemukan, sebab dan berakhir adanya kesedihan.

kita adalah sepasang lengan,
yang mampu menghangatkan badan tanpa berpelukan.
yang mampu meredam rindu,
tanpa perlu, saling memeluk dahulu.

dan perpisahan ini, lebih pantas
kita rayakan. Dengan tangisan.
tangisan, yang maha pedih.

dan, buatlah sebuah pesta,
yang paling meriah. yang tak
semua orang bisa merayakannya

dan,
menangislah...
menangislah...
menangislah...

seperti yang sudah-sudah.

---
RBT, 19 Mei 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun