shuttershock
1/
sore itu,
wajah senja warnanya seperti kuning madu yang tumpah, pada sebuah kertas. dan puisi itu lahir, dari dalam
rahim, matahari yang tenggelam.
2/
lalu, senja itu menggerutu
; mengapa hanya soal rindu?
"karena Tuhan ciptakan kamu
dan rindu,
seperti sepasang buah yang ranum."
jawab saya kemudian,
"kapanpun saya rindu
maka lahirlah puisi
dari dalam rahimu."
3/
kamu tahu?
senja sore itu, adalah senja
yang paling manis --yang
pernah saya tahu.
setidaknya: untuk
sebuah puisi, sebelum
kehilangan roh-nya.
4/
lamat-lamat
bumi gelap.
dan Tuhan yang mencongkel
mata(hari) dari arah barat.
5/
dan,
Tuhan jadikan Rindu sepasang lengan. supaya mereka bisa
saling berpelukan.
dalam doa, sepertiga malam.
---
RBT, 29 April 2015