Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sore dan Pelukan Menjelang Malam

28 April 2015   23:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:35 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

shuttershock

1/
sore itu,
wajah senja warnanya seperti kuning madu yang tumpah, pada sebuah kertas. dan puisi itu lahir, dari dalam
rahim, matahari yang tenggelam.

2/
lalu, senja itu menggerutu
; mengapa hanya soal rindu?

"karena Tuhan ciptakan kamu
dan rindu,
seperti sepasang buah yang ranum."
jawab saya kemudian,

"kapanpun saya rindu
maka lahirlah puisi
dari dalam rahimu."

3/
kamu tahu?
senja sore itu, adalah senja
yang paling manis --yang
pernah saya tahu.

setidaknya: untuk
sebuah puisi, sebelum
kehilangan roh-nya.

4/
lamat-lamat
bumi gelap.
dan Tuhan yang mencongkel
mata(hari) dari arah barat.

5/
dan,
Tuhan jadikan Rindu sepasang lengan. supaya mereka bisa
saling berpelukan.
dalam doa, sepertiga malam.

---
RBT, 29 April 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun