Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sepasang Kopi yang Diam

23 Maret 2015   13:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:13 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_374497" align="aligncenter" width="584" caption="darahlukaairmata.wordpress.com"][/caption]

*

malam,
dimana kamu suka diam,
ada saja hal yang ingin kuterkam
singkat, secepat jawaban sesaat
kamu bungkam.

barangkali yang melesat hanya waktu,
kuharap, pertanyaan yang
kuajukan tidak semacam kesalahan.

Jam tangan masih berdetak
kita tertahan dalam kotak
pikiran masing-masing.

perempuanku...
setiap dialeg tubuhmu
selalu-serba ada, makna tersirat
yang tak kutahu

ada saja...
yang tak kupahami
kerap bibir tipis itu menutup
mulut.

Lalu,
kamu beri sebuah puisi,
memintaku memaknai perasaanmu,
"itu puisi kamu. Hanya kamu dan Tuhan-lah yang tahu?"

"baik," balasmu mengunci sunyi.

aku cemas sendiri dalam secangkir kopi. Lalu,
secangkir kopimu dan kamu
berubah jadi batu.

Samarinda, siang 23 Maret 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun