Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nama-nama

6 Maret 2015   20:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:04 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


"Tak kayak biasa, Ma Cih. Sepi."


"Iya, Mas Loh. Baru buka, tadi harus urus anak dulu periksa ke dokter Robert."


"Sakit apakah?"


"Deman sudah tiga hari, aku pun bingung kenapa ga sembuh-sembuh."


"Kangen ayahnya kali, Ma Cih," ia diam.


"kau juga, tak biasa jam segini belum tidur, Syamsyah lagi?" lanjutnya kemudian mengalihkan pembicaraan.


Pelarianku menuju pulau yang disebut-sebut adalah paru-paru dunia, tak lain hanya melarikan diri, membebaskan hati, dan mencoba mengosongkannya setelah lama terisi Syamsyah, wanita yang kucintai satu-satunya. Namun ia memilih menikah bersama lelaki lain pilihan orang tuanya.


Pertama terdampar di pulau ini, di pelabuhan Loa Janan, aku mengenal Ma Cih, wanita yang jujur ketika menyeduh secangkir kopi. Aku ceritakan semua masalahku kepadanya. Ma Cih juga pendengar yang baik.


"Kau laki-laki, tak boleh luluh. Hidup harus berlanjut...." aku menangis tersedu mendengar ucapannya. Aku tak bisa sekuat itu. Aku rapuh.


Sejak saat aku menceritakan semuanya, Ma Cih mengganti namaku dari Zen menjadi Loloh, yang artinya luluh atau lembek, huruf vocal 'u' menjadi 'o', jika diucapkan secara lisan oleh Ma Cih, orang dari Suku Banjar. Katanya, biar aku malu menahan hinaan sebagai lelaki lembek.


Orang-orang yang menahan hinaan secara berlebihan, maka kinerja otak kanan akan lebih baik dari kinerja otak lainnya, itu disebabkan tekanan yang berlebihan. Dan ia akan lebih kuat (orangnya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun