Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, ketika angin dan dingin menghimpit kulit. Domba Jantan berangkat ke kota, berkerja mencari uang, dan berharap setelah kembali membawa daging segar untuk kekasihnya.
***
Di sisi lain, di hutan lain. Hiduplah seekor Serigala jantan berkulit hitam yang sangat tampan, tapi tidak setampan hatinya. Serigala Jantan Tampan (selanjutnya akan ditulis nama yang sama) adalah Serigala pengelana. Hidup di hutan satu, berkelana di hutan lainnya: mencari daging untuk dimangsa.
Musim pun berganti gaun putih. Salju turun. Namun, Domba jantan belum juga kembali dari kota.
Singkat cerita, Serigala Jantan Tampan sampai juga di hutan Hati. Dan bertemu dengan Serigala betina, kekasihnya Domba Jantan yang belum kembali dari kota.
Mereka bertemu dan saling jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Kau tinggal dengan siapa di rumah sederhana ini," Serigala Jantan Tampan membuka percakapan.
"Dengan domba, Kekasihku."
"Kau mencintai seekor domba, kau gila. Ia adalah makanan kita, makanan yang lezat."
Serigala betina hanya diam saja. Salju yang turun semakin masuk ke jantung.
"Apa kau mencintaiku?" tanya Serigala Jantan Tampan.
"Sangat mencintaimu," jawab Serigala betina singkat.