Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Superhero (Lub)

28 Februari 2015   06:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:22 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_370827" align="aligncenter" width="454" caption="kaskus.superhero.id"][/caption]

-
Selalu ingat ketika dulu masih kecil aku sering menangis, karena kalah berantem dengan teman sepermainan hanya masalah rebutan mainan. Waktu itu, Papa datang, menghampiriku yang masih dalam kekalahan. Kemudian Papa meraihku, mengusap airmata seraya berkata, "Jangan menangis, jagoan ga boleh cengeng."

Sampai detik ini, ketika aku tumbuh menjadi dewasa. Aku belum sempat menanyakan. Kenapa jagoan tidak boleh cengeng?
Aku selalu berpikir, kalo itu hanya semacam nasehat dari Papa atau hanya dengungan saja: kalau kebanyakan jagoan memang selalu kalah duluan. Aku tidak paham.

Hingga satu waktu-kamu-datang memperkenalkan lagu(kesukaanmu) kepadaku,

"when you've been fighting for it all your life...
You've been struggling to make things right (?)
That's how a superhero learns to fly." (The script-superheroes)

Kamu tahu, ketika aku mendengarkan lagu itu aku serasa ada di dekatmu. Kamu seperti memberiku petuah tentang seseorang jagoan/superhero yang sedang kalah.

"Saat kau tlah memperjuangkannya seluruh hidupmu
Kau tlah berjuang untuk luruskan
semuanya (?)
Seperti itulah seorang pahlawan
super belajar terbang."

Aku suka sekali lagu (kesukanmu) itu.
Katamu, tiap diri dalam jiwa manusia adalah tokoh superhero yang sedang memperjuangkan dirinya sendiri, untuk melawan perang dalam dirinya itu sendiri supaya menang.
Hingga pada akhirnya aku sadar, kamu telah-pergi-Memerangi dirimu sendiri melawan ingatanmu, melupakanku.
***

Jika yang paling mahal adalah airmata, dan yang paling murah adalah dusta.
Bagaimana kalau berdusta untuk tidak menangis --kalau aku baik-baik saja. Lalu bermurah hati, mema'afkan --yang begitu mahal karena sudah menyia-nyiakan air mata.

***

Ada tigal hal yang ingin aku sampaikan padamu.

Pertama. Aku ingin menanyakan: Siapa tokoh superhero-mu saat ini?

Kedua. Apa semua tokoh superhero yang perang dalam dirinya sendiri selalu menang diakhir cerita parodhi?

Ketiga. Kenapa demikian?

***

Aku menunggumu, duduk di sini. Menantikan jawaban.
Jangan membuatku menunggu terlalu lama. Atau akan aku ancam, lagu superhero-mu berakhir di pemakaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun