[caption id="attachment_370827" align="aligncenter" width="454" caption="kaskus.superhero.id"][/caption]
-
Selalu ingat ketika dulu masih kecil aku sering menangis, karena kalah berantem dengan teman sepermainan hanya masalah rebutan mainan. Waktu itu, Papa datang, menghampiriku yang masih dalam kekalahan. Kemudian Papa meraihku, mengusap airmata seraya berkata, "Jangan menangis, jagoan ga boleh cengeng."
Sampai detik ini, ketika aku tumbuh menjadi dewasa. Aku belum sempat menanyakan. Kenapa jagoan tidak boleh cengeng?
Aku selalu berpikir, kalo itu hanya semacam nasehat dari Papa atau hanya dengungan saja: kalau kebanyakan jagoan memang selalu kalah duluan. Aku tidak paham.
Hingga satu waktu-kamu-datang memperkenalkan lagu(kesukaanmu) kepadaku,
"when you've been fighting for it all your life...
You've been struggling to make things right (?)
That's how a superhero learns to fly." (The script-superheroes)
Kamu tahu, ketika aku mendengarkan lagu itu aku serasa ada di dekatmu. Kamu seperti memberiku petuah tentang seseorang jagoan/superhero yang sedang kalah.
"Saat kau tlah memperjuangkannya seluruh hidupmu
Kau tlah berjuang untuk luruskan
semuanya (?)
Seperti itulah seorang pahlawan
super belajar terbang."
Aku suka sekali lagu (kesukanmu) itu.
Katamu, tiap diri dalam jiwa manusia adalah tokoh superhero yang sedang memperjuangkan dirinya sendiri, untuk melawan perang dalam dirinya itu sendiri supaya menang.
Hingga pada akhirnya aku sadar, kamu telah-pergi-Memerangi dirimu sendiri melawan ingatanmu, melupakanku.
***
Jika yang paling mahal adalah airmata, dan yang paling murah adalah dusta.
Bagaimana kalau berdusta untuk tidak menangis --kalau aku baik-baik saja. Lalu bermurah hati, mema'afkan --yang begitu mahal karena sudah menyia-nyiakan air mata.
***
Ada tigal hal yang ingin aku sampaikan padamu.