SITUASI
SMK merupakan sekolah dengan basic kejuruan yang notabenya mampu mencetak lulusan yang memiliki soft skill dan hard skill sesuai jurusannya masing – masing. Animasi adalah salah satu jurusan yang dimiliki SMKN 2 Jepara dan menjadi pusat keunggulan. Dulu tugas – tugas teori dan praktik peserta didik disekolah masih berorientasi pada Kompetensi Dasar yang harus dicapai. Namun seiring adanya regulasi tentang SMK – PK dan Kurikulum Merdeka, kini sekolah mulai ada perubahan yang sangat signifikan terutama pada pembelajaran berbasis industry. Bukan lagi siswa mengerjakan tugas hanya sebatas mendapatkan nilai namun juga sesuai dengan proyek industry Animasi. Soft skill dan hard skill peserta didik juga sesuai dengan apa yang diinginkan oleh industry/perusahaan.
TANTANGAN
Merubah mindset warga sekolah (kepala sekolah, guru, siswa), orang tua/wali murid dan masyarakat yang terlibat. Menyusun KOSP dengan Industri. Sarana dan prasana yang belum memadai.
AKSI
Merubah mindset warga sekolah dengan mensosialisakan program program sekolah kedepannya. MOU dengan industri yang bonavide. Menyusun KOSP bersama – sama dengan melibatkan Pengawas, Kepala Sekolah, Guru dan perwakilan  Siswa. Menundang orang tua/wali murid kemudaian mensosialisasikannya. Guru normada dan produktif berkolaborasi, berdiskusi dan berintegrasi terkait pembelajaran berbasis industry sesuai konten yang sudah ditentukan. Pembelajaran tidak harus dikelas. Guru Produktif melaksanakan program magang dan upgrade skill. Jika perlu melaksanakan studi banding ke perusahaan / industry supaya peserta didik mengetahui proses produksi dan situasi cara kerja di industry secara langsung. Menyiapkan peralatan yang sesuai standar Indutri Animasi. Mendatangkan guru tamu / mentoring guna meningkatkan / upgrade skill.
REFLEKSI
Menghasilkan pembelajaran yang sesuai dan diinginkan oleh industry animasi serta hasil tugasnya bisa dijadikan sebagai portofolio ketika akan melamar pekerjaan. Hasilnya sangat efektif, karena guru normada dan produktif melimiliki satu tujuan / goal yaitu peserta didik mampu menghasilkan produk/karya baik soft skill maupun hargd skillnya. Respon terhadap orang lainnya pasti ada yang pro dan kontra karena terkait pembelajaran berbasis industry yang mana jam kerjanya juga menyesuaikan industry (ada lembur karena ada revisi projek).
Berhasil atau tidaknya program tersebut terletak pada stake holder, kepala sekolah, guru, sarpras sekolah, peserta didik, orang tua, dan industri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H