Mohon tunggu...
Anditya Azzahra
Anditya Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

sedang mencoba untuk menuangkan opini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Resistensi Antibiotik? Berbahayakah?

30 Mei 2022   18:00 Diperbarui: 30 Mei 2022   18:03 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: lifehacker.com.au

Terjadinya resistensi antibiotik ini ternyata sudah lama terjadi di Indonesia. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, sejak tahun 2000 hingga 2005 sudah terdapat adanya resistensi antibiotik, 50-80% diantaranya disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak tepat, yaitu pengguaan tanpa adanya indikasi. 9% diantaranya yaitu resistensi terhadap bakteri E.coli dan K.pneumonia. Angka ini terus meningkat hingga tahun 2016, dari angka 9% naik hingga mencapai angka 60%

Sebelum membahas lebih jauh lagi, sebenarnya apa itu resistensi antibiotik?

Resistensi antibiotik adalah keadaan dimana seharusnya mikroba atau bakteri dapat mati karena diberi antibiotik, namun sifat resisten ini membuat mikroba atau bakteri tersebut menjadi kebal dan tahan ketika diberi antibiotik. Hal ini menjadikan suatu bakteri akan sulit untuk dimatikan. Keadaan ini biasanya ditimbulkan karena beberapa hal, yaitu :

 1. Penggunaan antibiotik tanpa adanya indikasi.

2. Pemakaian dosis antibiotik yang tidak tepat.

Termasuk ketika tidak mengkonsumsi antibiotik hingga habis. Sebagian orang biasanya akan menghentikan pemakaian antibiotik ketika merasa dirinya telah sembuh, padahal dosis antibiotik tersebut sudah ditetapkan oleh dokter dan seharusnya harus dihabiskan.

3. atau disebabkan karena penyebaran mikroba yang bersifat resisten dari peternakan atau pertanian ke dalam tubuh manusia.

Kesimpulannya, resistensi antibiotik ini tentu sangat berbahaya. Bahkan, angka kematian bisa saja naik karena hal ini. Bakteri yang seharusnya dapat mati ketika diberi antibiotik, akan lebih kebal dan dapat berkembang biak menjadi lebih banyak. 

Artinya, bakteri yang resisten pun juga dapat berkembang biak menjadi lebih banyak pula. Bakteri yang mempunyai sifat  resisten ini juga dapat menulari bakteri lain yang normal, sehingga bisa lebih banyak lagi bakteri yang kebal terhadap antibiotik. 

Sehingga, pengobatannya pun akan menjadi lebih sulit. Oleh karena itu, gunakanlah antibiotik secara tepat dan bijak guna untuk menanggulangi terjadinya resistensi antibiotik, sehingga mutu kesehatan masyarakat Indonesia akan berkembang baik pula. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun