Terjadinya resistensi antibiotik ini ternyata sudah lama terjadi di Indonesia. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, sejak tahun 2000 hingga 2005 sudah terdapat adanya resistensi antibiotik, 50-80% diantaranya disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak tepat, yaitu pengguaan tanpa adanya indikasi. 9% diantaranya yaitu resistensi terhadap bakteri E.coli dan K.pneumonia. Angka ini terus meningkat hingga tahun 2016, dari angka 9% naik hingga mencapai angka 60%
Sebelum membahas lebih jauh lagi, sebenarnya apa itu resistensi antibiotik?
Resistensi antibiotik adalah keadaan dimana seharusnya mikroba atau bakteri dapat mati karena diberi antibiotik, namun sifat resisten ini membuat mikroba atau bakteri tersebut menjadi kebal dan tahan ketika diberi antibiotik. Hal ini menjadikan suatu bakteri akan sulit untuk dimatikan. Keadaan ini biasanya ditimbulkan karena beberapa hal, yaitu :
 1. Penggunaan antibiotik tanpa adanya indikasi.
2. Pemakaian dosis antibiotik yang tidak tepat.
Termasuk ketika tidak mengkonsumsi antibiotik hingga habis. Sebagian orang biasanya akan menghentikan pemakaian antibiotik ketika merasa dirinya telah sembuh, padahal dosis antibiotik tersebut sudah ditetapkan oleh dokter dan seharusnya harus dihabiskan.
3. atau disebabkan karena penyebaran mikroba yang bersifat resisten dari peternakan atau pertanian ke dalam tubuh manusia.
Kesimpulannya, resistensi antibiotik ini tentu sangat berbahaya. Bahkan, angka kematian bisa saja naik karena hal ini. Bakteri yang seharusnya dapat mati ketika diberi antibiotik, akan lebih kebal dan dapat berkembang biak menjadi lebih banyak.Â
Artinya, bakteri yang resisten pun juga dapat berkembang biak menjadi lebih banyak pula. Bakteri yang mempunyai sifat  resisten ini juga dapat menulari bakteri lain yang normal, sehingga bisa lebih banyak lagi bakteri yang kebal terhadap antibiotik.Â
Sehingga, pengobatannya pun akan menjadi lebih sulit. Oleh karena itu, gunakanlah antibiotik secara tepat dan bijak guna untuk menanggulangi terjadinya resistensi antibiotik, sehingga mutu kesehatan masyarakat Indonesia akan berkembang baik pula.Â