Lalu buat apa Negara membentuk Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan yang tersebar di setiap kabupaten?
Lalu bukankah akan menjadi mubazir dana miliaran rupiah yang diperuntukkan buat BPJS untuk memberikan pelayanan pengobatan gratis kepada masyarakat kurang mampu? Bukankah itu kemudian menjadi kontradiksi?
Kita patut mengacungi jempol bagi Jokowi yang telah meresmikan rumah sakit di PIK, Jakarta Utara, yang memiliki peralatan canggih baru-baru ini. Kita pun harus memuji Presiden Joko Widodo yang telah membangun rumah sakit canggih yang tidak kalah dari rumah sakit luar negeri yang akan mampu melayani masyarakat  domestik untuk mencegah agar warga Indonesia tak pergi berobat ke luar negeri. Bahkan akan menarik pasien-pasien dari luar negeri datang berobat.
Semoga di penghujung masa bakti Presiden Jokowi permasalahan perlindungan kepada masyarakat konsumen kesehatan di republik ini segera dibenahi dan diperbaiki. Bukan sekadar membangun rumah sakit canggih saja, tetapi juga bagaimana mengedukasi masyarakat untuk tidak lagi mudah dibohongi para produsen herbal dan jamu nakal yang mencampur bahan obat keras yang akan merusak kesehatan dan membahayakan jiwa.
Sehingga 2024 presiden terpilih akan melanjutkan policy-policy yang telah dimulai oleh Pemerintahan Presiden Jokowi.
Semoga.
(lewat tulisan ini pula tak lupa, Â saya ingin mengucapkan Terima kasih kepada Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila yang telah menulis buku-buku maupun seminar-seminar dan webinar-webinar tentang anti-aging dan kesehatan yang telah memberikan pencerahan kepada masyarakat dan melahirkan para pakar kesehatan.
Kesehatan itu penting. Karena Rakyat Sehat Negara Kuat).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H