Source: https://www.teachercreated.com/products/think-before-you-speak-positive-poster-7408
TÂ :Â is it True?
HÂ : is it Helpful?
IÂ :Â is it Inspiring?
NÂ : is it Necessary?
KÂ : is it Kind?
#selfnoted #selfreminder
Terkadang ketika kita berbicara dan dalam keadaan emosi meletup, menjadi kurang mengontrol apakah ucapan kita menyinggung lawan bicara kita atau tidak. Sebelum kita menyakiti orang lain, coba pikirkan kembali minimal apakah rangkaian kata tersebut bermanfaat. Benar kata pepatah, silent is golden. Lebih baik diam sejenak, menunggu cooling down, baru kembali berucap.
Hidup itu sawang sinawang (terkadang yang kelihatan di permukaan terlihat sebagai suatu kesimpulan). Misal melihat orang tersenyum atau tertawa, kita langsung menilai dia sedang bahagia. Padahal belum tentu, bisa jadi orang tersebut tertawa karena menyembunyikan gejolak atau kegalauannya dengan guratan senyum di bibirnya.
Setiap insan memiliki masalah masing-masing. Jika kita tidak bisa membantu meringankan beban orang lain, maka lebih baik tidak menambah masalahnya. Cukup doakan. Beri semangat... Beri dukungan... Itu lebih dari cukup daripada menghakimi dengan lontaran kata-kata pedas. Doa adalah komunikasi paling ajaib dan cara memeluk orang tersayang dalam untaian frasa.Â
Mari kita sama-sama belajar memanusiakan manusia dengan tidak menyakiti hati orang lain. Menghargai keberadaan dan posisi masing-masing. Pada intinya kita itu makhluk sosial, yang saling membutuhkan. Pasti setiap personal memiliki kelebihan dan kekurangan yang sepaket. Kelebihan digunakan untuk menutupi segala kekurangan dan membantu jika sesama membutuhkan bantuan.Â
Nah, kekurangan ini yang melengkapi karakter kita untuk tetap bersyukur dan rendah hati bahwa kesempurnaan hanya milik-Nya. Lebih baik membungkukkan badan daripada membusungkan dada. Kadang dibutuhkan sikap mengalah. Mengalah bukan berarti kalah, tapi mengalah untuk menang. Damai itu lebih indah bukan?
Think twice, before you speak.
Salam titik dua kurung tutup.
Buitenzorg, 11 -- 12 -- 2018,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H