Mohon tunggu...
Andita Sayekti
Andita Sayekti Mohon Tunggu... Pemerhati Sosial, Kuliner, dan Pendidikan -

life time young mother,, full time life-based learner, and part time writer

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Before you Speak, Think Twice

11 Desember 2018   13:20 Diperbarui: 11 Desember 2018   14:01 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                   Source: https://www.teachercreated.com/products/think-before-you-speak-positive-poster-7408

Before you Speak, THINK

T : is it True?

H : is it Helpful?

I : is it Inspiring?

N : is it Necessary?

K : is it Kind?

#selfnoted #selfreminder

Terkadang ketika kita berbicara dan dalam keadaan emosi meletup, menjadi kurang mengontrol apakah ucapan kita menyinggung lawan bicara kita atau tidak. Sebelum kita menyakiti orang lain, coba pikirkan kembali minimal apakah rangkaian kata tersebut bermanfaat. Benar kata pepatah, silent is golden. Lebih baik diam sejenak, menunggu cooling down, baru kembali berucap.

Hidup itu sawang sinawang (terkadang yang kelihatan di permukaan terlihat sebagai suatu kesimpulan). Misal melihat orang tersenyum atau tertawa, kita langsung menilai dia sedang bahagia. Padahal belum tentu, bisa jadi orang tersebut tertawa karena menyembunyikan gejolak atau kegalauannya dengan guratan senyum di bibirnya.

Setiap insan memiliki masalah masing-masing. Jika kita tidak bisa membantu meringankan beban orang lain, maka lebih baik tidak menambah masalahnya. Cukup doakan. Beri semangat... Beri dukungan... Itu lebih dari cukup daripada menghakimi dengan lontaran kata-kata pedas. Doa adalah komunikasi paling ajaib dan cara memeluk orang tersayang dalam untaian frasa. 

Mari kita sama-sama belajar memanusiakan manusia dengan tidak menyakiti hati orang lain. Menghargai keberadaan dan posisi masing-masing. Pada intinya kita itu makhluk sosial, yang saling membutuhkan. Pasti setiap personal memiliki kelebihan dan kekurangan yang sepaket. Kelebihan digunakan untuk menutupi segala kekurangan dan membantu jika sesama membutuhkan bantuan. 

Nah, kekurangan ini yang melengkapi karakter kita untuk tetap bersyukur dan rendah hati bahwa kesempurnaan hanya milik-Nya. Lebih baik membungkukkan badan daripada membusungkan dada. Kadang dibutuhkan sikap mengalah. Mengalah bukan berarti kalah, tapi mengalah untuk menang. Damai itu lebih indah bukan?

Think twice, before you speak.

Salam titik dua kurung tutup.

Buitenzorg, 11 -- 12 -- 2018,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun