Rencana pemindahan ibukota negara Indonesia telah lama muncul sejak era presiden Soekarno. Isu pemindahan ibukota selalu muncul di tiap pergantian presiden. Hingga pada tanggal 18 Februari DPR telah mengesahkan RUU tentang Ibukota Negara baru yang titik nol nya berada di Sepaku Kabupaten Penajam Kalimantan Timur.Â
Ibukota baru yang nantinya bernama Nusantara ini akan menjadi smart city yang berbasis hutan dan alam. Presiden Jokowi mengatakan bahwa, pemindahan ibukota ini yaitu untuk meratakan pembangunan di Indonesia, agar tidak hanya berfokus pada jawa sentris namun juga Indonesia sentris.Â
Rencana pemindahan ibukota didasarkan pada fakta bahwa pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa dekade terakhir terus menunjukkan ketimpangan di dalam dan luar Jawa.Â
Pemindahan ibukota juga terjadi karena beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor lingkungan. Perlu diketahui bahwa kondisi ibukota sekarang kita, Jakarta dikabarkan berpotensi tenggelam.Â
Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan Jakarta berada di daerah laut yang menyebabkan kenaikan tinggi air laut dan penggunaan air tanah berlebihan hingga menyebabkan penurunan tanah.Â
Masalah lain seperti kemacetan, polusi dan padatnya penduduk yang hanya terpusat di Jakarta menyebabkan pembangunan yang tidak merata di Indonesia dan diperlukan pemerataan agar wilayah memiliki keseimbangan. Untuk itu presiden Jokowi mencetuskan kembali ide pemindahan Ibukota yang semula berada di pulau Jawa dan direncanakan di pulau Kalimantan.Â
Lalu bagaimana dengan nasib Jakarta setelah ibukota dipindahkan? Berdasarkan pernyataan Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani "Jakarta tetap menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang kuat bagi Indonesia."Â
Selama ini pusat pemerintahan dan pusat bisnis Indonesia berada di ibukota. Maka apabila terjadi pemindahan ibukota, sudah sepatutnya Jakarta menjadi pusat bisnis atau ekonomi global Indonesia. Seperti Amerika Serikat, yang telah melakukan pemindahan ibukota dari New York ke Washington DC, maka ibukota terdahulu akan menjadi pusat ekonomi negara tersebut.Â
Meskipun bukan lagi ibu kota Amerika Serikat, banyak perusahaan besar yang memiliki kantor pusat di New York. Hal ini bisa saja terjadi di Indonesia. Beberapa pusat perbelanjaan dan BUMN berada di Jakarta. Jakarta menjadi wilayah strategis untuk membangun pusat bisnis. Kedepannya pemerintah pusat juga harus memberikan perhatian khusus kepada Jakarta sebagai pusat bisnis, investasi dan perdagangan di pasar dunia.Â
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan juga menyatakan terkait pemindahan IKN yang nantinya Jakarta akan berperan sebagai pusat bisnis dan ekonomi global. Hal ini berimplikasi mendasar pada bagaimana Jakarta berfungsi secara administratif, otoritatif, dan ekonomi. Untuk itu diperlukan perencanaan dan penataan masa depan agar Jakarta menjadi kota ekonomi global.Â
Sejak menjadi ibukota, Jakarta sudah menjadi tempat urbanisasi masyarakat untuk mengadu nasib dengan harapan dapat mendapatkan hidup yang lebih layak. Namun dengan banyaknya orang yang melakukan urbanisasi menyebabkan tingginya angka pengangguran.Â
Salah satu langkah untuk mengurangi pengangguran adalah dengan menciptakan lapangan kerja baru. Melalui investasi dapat menciptakan lapangan kerja baru. Kebutuhan investasi daerah dibiayai oleh negara, pemerintah daerah dan sektor swasta.
Situasi ekonomi Indonesia saat ini masih relatif baik, dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara yang relatif stabil dan inflasi yang terkendali. Dunia Internasional berharap Indonesia dapat berperan dalam menjaga kondisi perekonomian dan politik global.Â
Hal ini tak lepas dari Jakarta sebagai kontributor terbesar ekonomi nasional. Perekonomian Jakarta yang besar sebagian besar didominasi oleh sektor jasa. Perekonomian Jakarta juga didominasi oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor hotel dan restoran serta industri manufaktur.Â
Perekonomian Jakarta yang kuat tidak lepas dari sektor infrastruktur Jakarta yang cukup mumpuni. Dengan kekuatan ekonomi yang dimiliki, menjadikan banyak para investor berinvestasi di Jakarta.Â
Berdasarkan laporan Global Metro Monitor, Jakarta menempati urutan ke 17 sebagai kota ekonomi metropolitan dengan kinerja terbaik di dunia. Namun demikian Jakarta masih memiliki masalah yang harus diselesaikan, seperti banjir, kemacetan dan kepadatan penduduk. Oleh karenanya pemindahan IKN menjadi solusi alternatif agar Jakarta dapat perlahan-lahan mengatasi masalah tersebut.
Kemudian, bagaimana Jakarta dapat bersaing dengan kota metropolitan di dunia? Untuk dapat bersaing secara global perlu adanya tata kelola kota yang baik dengan cara reklamasi dan revitalisasi.Â
Dengan cara ini maka akan lebih banyak ruang dan pendapatan operasional dari tempat atau daerah baru yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah ekonomi, sosial dan lingkungan di Jakarta.Â
Melalui pemindahan IKN ini diharapkan juga dapat mengurangi kepadatan penduduk yang hanya terpusat di Jakarta. Kemudian masalah banjir dan lingkungan lainnya dapat teratasi secara perlahan.
Pertumbuhan ekonomi Jakarta saat ini sudah lebih cepat daripada daerah lain. Pendidikan serta kualitas sumber daya manusia penduduk Jakarta juga lebih baik dibandingkan daerah lain. Hal ini didukung oleh tersedianya infrastruktur yang mendukung.Â
Maka dari itu, Jakarta bisa dikatakan siap menyerahkan status Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur setelah 2024. Namun meskipun Jakarta sudah siap menjadi kawasan ekonomi  internasional, Jakarta masih sangat bergantung dengan daerah sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan pangan, air, sayuran dan buah-buahan. Oleh karenanya, Jakarta harus terus melakukan kerja sama dengan daerah lain.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H