Mbelu' Pandang merupakan salah satu adat dan budaya Desa Labuhan Kertasari tepatnya di daerah pesisir pantai Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa Kertasari yang dominan masyarakat bersuku Bugis, Selayar Sulawesi Selatan. Mbelu pandang merupakan ritual adat disandingkan dengan peringatan Hari Maulid Nabi Muhammad SAW.Â
Karena Mbelu' Pandang ini menceritakan seorang pemuda untuk mencari pasangan hidup nya dan harus di saksikan oleh masyarakat. Karena pada zaman dahulu, terbatasnya media yang digunakan untuk menjalin komunikasi antar sesama. Mbelu' memiliki arti "menggulung" sedangkan pandang memiliki arti "Daun pandan".Â
Pada saat zaman dahulu pandan susah untuk didapatkan karena di dalam desa tidak ada yang membudidayakan sebab tanah tidak subur. Pandan hanya bisa didapatkan di luar desa.
Dalam pelaksanaan Mbelu' Pandang ini yang memiliki peran ialah para pemuda dan pemudi atau biasa disebut gadis dan taruna desa dengan tujuan untuk mengumpulkan para pemuda pemudi disuatu tempat pelaksanaan adat Mbelu' Pandang tersebut.Â
Mbelu' Pandang biasa dilaksanakan pada 12 Rabiul Awal. Biasanya Mbelu' Pandang dilaksanakan di tempat luas seperti masjid, lapangan, dan tempat luas lainnya. Mbelu' Pandang bukan hanya dilaksanakan 1 atau 2 pemuda pemudi saja,.
Namun secara beramai-ramai. Pelaksanaan Mbelu' Pandang disertai dengan lantunan sholawat Nabi Muhammad SAW dimana masyarakat Selayar menamai lantunan tersebut dengan nama "RATE'" yang melantunkan mulai dari remaja, tokoh agama maupun tokoh masyarakat. Dalam pelaksanaannya, ada peralatan khusus yang disediakan seperti daun pandan, benang, pisau, gunting, bambu dan wadah.Â
Para gadis desa yang duduk bersila sambil memotong daun pandang berbentuk segi panjang, disusun menjadi beberapa bagian lalu diikat dengan benang. Kemudian taruna desa datang menemui gadis pilihannya lalu menyodorkan bambu yang dibawanya dimana bambu yang sudah dilubangi untuk pemasukan daun pandan yang sudah diikat.Â
Setelah menyodorkan bambu khusus yang dinamai dengan " Balehang". Pemudi tersebut memasukkan daun pandan yang sudah diikat kedalam bambu lalu kemudian pihak pemuda mengiris daun pandan tersebut dengan berukuran kecil berbentuk potongan. Irisan pandan tersebut dikumpulkan disuatu wadah khusus dimana yang nantinya hasil irisan pandan dibawa untuk ziarah ke kuburan.
Banyaknya nilai-nilai yang terkandung didalam adat Mbelu' Pandang. Nilai-nilai terkandung ialah nilai budaya, sosial maupun agama. Nilai budaya biasanya didasari dengan kebiasaan kebiasaan masyarakat yang dilakukan secara turun temurun seperti budidaya daun pandan serta bertemunya kaum muda mudi disuatu tempat. Selain nilai budaya, ada nilai sosial yang terkandung didalam adat tersebut seperti menjalin silaturahmi antar sesama.Â
Sedangkan yang terkandung di dalam nilai agama yaitu memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW serta melantunkan sholawat. Yang pastinya adat Mbelu'Pandang ini memiliki makna tersendiri seperti proses bertemunya kaum muda mudi pada zaman dahulu yang sedang mencari kekasih yang nantinya dijadikan pasangan hidupnya. Daun pandan yang memiliki bau yang khas yang dibudidaya oleh masyarakat zaman dahulu dimana dijadikan itu sebagai bahan utama pelaksanaan adat tersebut. Selain itu masyarakat desa dizamannya yang mengutamakan asas kekeluargaan sehingga dengan itu dapat meningkatkan dan menjalin tali silaturahmi antar sesama.
Memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia Internasional menjadi kewajiban kita semua sebagai bangsa Indonesia yang baik. Jadi tugas ini bukan hanya tugas pemerintah, melainkan seluruh elemen masyarakat, baik itu pelajar, pedagang, eksportir, pengusaha, dan lain sebagainya. Untuk saat ini. Upaya masyarakat untuk melestarikan adat tersebut dengan mengulas kembali sejarah adat dan budaya pada zaman dahulu dengan melaksanakan suatu acara khusus budaya. Selain itu pelaksanaan Festival budaya yang menjadikan salah satu langkah awal untuk mengangkat cerita sejarah atau melestarikan adat dan budaya yang sudah pudar dan nantinya dituangkan melalui pelaksanaan Festival budaya. Seiring perkembangan zaman, terjadinya perubahan sosial yang sangat draktis. Apalagi di desa saya memiliki potensi yang sangat besar di sektor pariwisata. Para wisatawan mancanegara sudah mulai masuk untuk menikmati objek wisata. Di era globalisasi ini dapat menjadikan pemikiran atau mindset masyarakat menjadi modern. Itulah salah satu faktor pudarnya adat dan budaya. Oleh karena itu, dengan adanya wisatawan yang masuk dapat menjadi langkah atau upaya yang pas untuk dijadikan bahan promosi ke para wisatawan yang nantinya dapat menjadi poin positif untuk pengembangan budaya dan terkenal nya budaya bukan hanya di Indonesia akan tetapi di dunia Internasional. Semua upaya tersebut dilakukan sebagai wujud cinta tanah air kepada bangsa indonesia. Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia adalah negeri yang sangat kaya akan budaya, nah sebagai anak bangsa tugas kita adalah mengoptimalkan semua potensi yang ada pada diri kita sebab perlunya kontribusi masyarakat untuk melestarikan adat dan budaya yang dimiliki suatu daerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H