Mohon tunggu...
Andita Aghatia
Andita Aghatia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Urban and Regional Planning Student at Sebelas Maret University (UNS)

An undergraduate student majoring in Urban and Regional Planning, who's interested in spatial planning, environment, social and also transportation. I like opinions and am interested in issues and new things.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Merangkul Diversitas dalam Mobilitas: Mikrotrans Jak Lingko dan Akses Gratis untuk Semua

7 Februari 2024   10:32 Diperbarui: 7 Februari 2024   10:51 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola transportasi di Jakarta telah mengalami perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Masyarakat cenderung beralih menggunakan transportasi umum sebagai alternatif utama. Ini disebabkan oleh meningkatnya mobilitas kaum peri-urban yang bekerja di pusat kota. 

Dengan kemacetan yang menjadi masalah umum di Jakarta, lebih banyak orang memilih transportasi umum untuk menghindari kesulitan menggunakan transportasi pribadi yang memakan waktu dan tidak efisien. KRL dan Trans Jakarta menjadi pilihan utama bagi mereka yang melakukan perjalanan dari pinggiran kota ke pusat kota. 

Untuk mencapai halte Trans Jakarta atau stasiun KRL, banyak masyarakat menggunakan layanan ojek online karena harga yang terjangkau dan ketersediaan yang lebih baik dibandingkan dengan mikrolet.

Sumber : Survei Data Primer Penulis
Sumber : Survei Data Primer Penulis

Munculnya program Mikrotrans dari inisiatif Jak Lingko telah mengubah paradigma perjalanan di ibu kota. Dengan tarif 0 rupiah, layanan ini dapat diakses dengan menggunakan kartu uang elektronik seperti kartu Jak Lingko, e-money, atau Flazz. 

Masyarakat merespons positif program ini karena kemudahannya, sehingga mulai dari pelajar, pekerja, hingga lansia memanfaatkannya untuk berbagai keperluan seperti pergi ke pasar atau aktivitas sehari-hari lainnya.

Sumber : Survei Data Primer Penulis
Sumber : Survei Data Primer Penulis

Tidak hanya memberikan akses transportasi yang murah dan mudah, Mikrotrans juga menciptakan lingkungan sosial yang hangat di antara penumpangnya. Seringkali, penumpang berinteraksi satu sama lain, berbagi cerita kecil atau sekadar bertukar sapaan. 

Uniknya, penumpang yang duduk di dekat mesin "tap" seringkali berperan sebagai petugas informal yang membantu penumpang lain untuk menggunakan mesin tersebut, mengingat ruang yang terbatas. 

Selain itu, adanya Mikrotrans juga meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap sopir dan petugas yang bertugas. Seringkali terdengar ucapan terima kasih yang tulus dari penumpang kepada sopir saat turun di tujuan mereka. 

Hubungan yang lebih manusiawi antara penumpang dan pengemudi, yang mungkin sulit ditemukan dalam moda transportasi lainnya di tengah kesibukan kota metropolitan seperti Jakarta.

Mikrotrans memberikan paradigma positif dan respon sangat positif dari masyarakat Jakarta. Layanan ini membantu peralihan ke transportasi publik, mengurangi kemacetan. Semoga Mikrotrans terus menjadi solusi efektif bagi mobilitas kota.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun