Mohon tunggu...
Studysyahh
Studysyahh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Let’s Learn And Grow Together! ✨

Halo, Aku Andi Suci Nurul Aisyah. Aku mahasiswi aktif Universitas Persada Indonesia, Fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Broadcasting. Saat ini aku juga menjabat sebagai Duta Pariwisata Indonesia 2021. Aku gemar membaca, menyanyi, dan melakukan aktifitas bela diri (Karate dan Taekwondo).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Media Siber: Selfie dan Flexing

14 April 2023   21:57 Diperbarui: 14 April 2023   22:12 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya siber (cyberculture) dimaknai sebagai Praktik sosial maupun nilai-nilai dari komunikasi dan interaksi antarpengguna yang muncul di ruang siber dari hubungan antara manusia dan teknologi maupun antarmanusia dengan perantara teknologi. Budaya itu diproduksi, didistribusikan, dan dikonsumsi melalui jaringan internet dan jaringan yang terbentuk di antara pengguna.

Salah satu fenomena dalam kemajuan teknologi internet, perangkat pintar seperti telepon genggam, dan budaya siber adalah selfie atau foto diri. Kegiatan selfie ini menjadi wujud dari eksistensi diri. Mengambil foto diri dan menyebarkannya di media sosial tidak sekedar terfokus pada penampilan diri si pengguna namun juga terkadang selfie kerap menjadi tujuan untuk flexing (memamerkan suatu hal).

Budaya ini telah terjadi di tengah masyarakat, karena setelah melakukan selfie (flexing) si pengguna biasanya mendapatkan banyak respon dari pengguna lainnya, sehingga saat ini banyak pengguna sosial media yang berlomba-lomba untuk memperbanyak konten demi mendapatkan respon dari pengguna lain.

Walaupun saat mengunggah konten yang mengandung flexing (pamer) kerap dijadikan suatu hal yang negatif, namun terkadang konten tersebut juga dapat menginspirasi dan memotivasi khalayak untuk semangat mewujudkan cita-cita mereka.

Budaya ini pun sangat terasa oleh saya sendiri sebagai influencer, membagikan momen di sosial media dan mendapatkan respon positif dari audiens membuat saya merasa senang dan dengan respon tersebut membuat saya lebih semangat untuk membuat sebuah konten yang bermanfaat dan menarik.

Instagram Story
Instagram Story

Walaupun tujuan utama saya membagikan momen tersebut hanya untuk kepuasan pribadi dan agar momen tersebut bisa diabadikan di sosial media. Dengan kehadiran respon tersebut juga mendorong kreatifitss saya  untuk membuat berbagai konten lainnya. Selain itu, respon di sosial media juga menjadi keuntungan untuk saya karena membuat engagement rate dari sosial media meningkat dan akan banyak brand yang ingin bekerja sama dengan saya.

Dampak positif sosial media ini juga menjadi lapangan kerja untuk generasi muda yang kreatif dan punya bakat dibidang digital.

source : 

ekanursafitriblog.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun