Mohon tunggu...
Andi Sindi Cristina
Andi Sindi Cristina Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAahasiswa

Hobi Membaca Buku Novel/Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenjangan Digital: Memperparah Ketimpangan Akses Pendidikan dengan Munculnya AI

9 Juli 2024   16:31 Diperbarui: 9 Juli 2024   16:31 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bone, 9 Juli 2024 - Munculnya kecerdasan buatan (AI) di bidang pendidikan membuka peluang baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun, di sisi lain, AI juga berpotensi memperparah kesenjangan digital yang sudah ada, sehingga memperlebar jurang akses pendidikan bagi kelompok masyarakat tertentu.

Kesenjangan digital merujuk pada perbedaan akses dan kemampuan individu atau kelompok dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dalam konteks pendidikan, kesenjangan ini dapat dilihat dari perbedaan akses terhadap perangkat teknologi, internet, dan platform pembelajaran online yang memanfaatkan AI.

Kemajuan teknologi AI di bidang pendidikan menghadirkan berbagai manfaat, seperti personalisasi pembelajaran, adaptasi terhadap gaya belajar individu, dan akses ke sumber belajar yang lebih luas. Namun, manfaat ini hanya dapat dinikmati oleh mereka yang memiliki akses terhadap teknologi yang diperlukan.

Kelompok masyarakat yang kurang mampu, seperti di daerah terpencil atau komunitas marginal, seringkali tertinggal dalam hal akses TIK. Hal ini dapat menyebabkan mereka tertinggal dalam pendidikan dan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan potensi diri.

Munculnya AI di bidang pendidikan dapat memperparah kesenjangan ini dengan dua cara:

Meningkatkan biaya pendidikan: Platform pembelajaran online yang memanfaatkan AI seringkali membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak yang canggih, yang harganya mahal. Hal ini dapat membuat platform tersebut tidak terjangkau bagi siswa dari keluarga kurang mampu.

Memperkuat bias algoritma: Algoritma AI yang digunakan dalam platform pembelajaran online dapat mengandung bias yang mencerminkan ketidakadilan yang sudah ada dalam masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan siswa dari kelompok minoritas atau yang kurang beruntung mendapatkan rekomendasi atau penilaian yang tidak adil.

Untuk mengatasi kesenjangan digital dalam pendidikan, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil. Upaya-upaya tersebut dapat meliputi:

Memperluas akses TIK: Pemerintah perlu memastikan bahwa semua siswa memiliki akses terhadap perangkat teknologi, internet, dan platform pembelajaran online. Hal ini dapat dilakukan melalui program subsidi, pelatihan, dan pembangunan infrastruktur.

Mengembangkan platform pembelajaran online yang inklusif: Platform pembelajaran online yang memanfaatkan AI perlu dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan siswa dari berbagai latar belakang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli pendidikan, pengembang teknologi, dan perwakilan dari kelompok masyarakat yang terpinggirkan.

Meningkatkan literasi digital: Siswa dan guru perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan TIK secara efektif dan bertanggung jawab. Hal ini dapat dilakukan melalui program edukasi dan pelatihan.

Memanfaatkan AI untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan langkah yang positif. Namun, penting untuk memastikan bahwa AI digunakan secara bertanggung jawab dan inklusif, sehingga tidak memperparah kesenjangan digital dan memperlebar jurang akses pendidikan bagi kelompok masyarakat tertentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun