Rotterdam adalah kota terbesar kedua di Belanda yang terkenal memiliki salah satu pelabuhan terbesar di dunia.
Dalam sejarahnya, kota ini nyaris dihancurkan seluruhnya oleh Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) pada perang dunia kedua. Rotterdam bangkit dan dibangun kembali secara bertahap pada periode 1950-an hingga 1970-an.Â
Sejak tahun 1980-an Dewan Kota Rotterdam mulai mengembangkan active architecture policy.
Apartemen, gedung perkantoran, dan fasilitas rekreasi bergaya baru dan berani menjadikan pusat kota lebih hidup yang menandakan kecepatan Kota Rotterdam dan warganya untuk bangkit setelah bencana perang.Â
Pembangunan kota ini dilandasi semangat menjadikan keragaman sebagai potensi pembangunan wilayah. Kota Rotterdam memiliki keragaman warga (diversitas) yang tinggi.Â
Berdasarkan data dari Gemeente Rotterdam (2016), tercatat ada sekitar 625 ribu penduduk yang terdiri atas 175 kebangsaan yang bisa hidup berdampingan dengan damai dengan solidaritas yang tinggi, termasuk dalam menyikapi kehadiran para migran.Â
Diversity seharusnya tidak dipandang sebagai kelemahan, tetapi dilihat sebagai potensi. Pemerintah Kota Rotterdam juga sedang giat membangun ruang terbuka hijau seluas-luasnya.
Tujuan utamanya tidak semata-mata untuk kepentingan ekologis, tetapi juga sebagai 'jembatan' bagi warga multi-etnis di Rotterdam.Â