Mohon tunggu...
Andi Setyo Pambudi
Andi Setyo Pambudi Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati sumberdaya air, lingkungan, kehutanan dan pembangunan daerah

Perencana Pembangunan (Development Planner)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Citarum dan Sepotong Keindahan Situ Cisanti yang Tersisa

5 April 2020   21:22 Diperbarui: 10 April 2021   07:12 2326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pada Situ Cisanti tidak hanya lekat dengan cerita budaya leluhur, tetapi juga memiliki spot-spot yang instagramable. Untuk bisa mendapatkan seluruh panorama dalam satu frame foto, biasanya para pengunjung mengambil spot di tepi danau, termasuk saya. Sumber: Dok.Pribadi Andi Setyo Pambudi.

Di sini, saya menjumpai rimbun hutan yang mengitari sebuah danau dalam Kawasan Arboretrum Gunung Wayang. Sungguh, hulu Citarum adalah sepotong keindahan yang tersisa dari Sungai Citarum.

Ketika nama Sungai Citarum disebut, yang terlintas di benak sebagian masyarakat Jawa Barat adalah sampah, limbah dan polutan. Namun, meski betapa tercemarnya hilir Sungai Citarum, tak banyak yang tahu bahwa sungai ini berasal dari sebuah surga kecil yaitu Situ Cisanti, salah satu dari 7 mata air sebagai sumber air di hulu Sungai Citarum. Sumber: Dok.Pribadi Andi Setyo Pambudi
Ketika nama Sungai Citarum disebut, yang terlintas di benak sebagian masyarakat Jawa Barat adalah sampah, limbah dan polutan. Namun, meski betapa tercemarnya hilir Sungai Citarum, tak banyak yang tahu bahwa sungai ini berasal dari sebuah surga kecil yaitu Situ Cisanti, salah satu dari 7 mata air sebagai sumber air di hulu Sungai Citarum. Sumber: Dok.Pribadi Andi Setyo Pambudi
Geografis kawasan Situ Cisanti, selain menjadi bagian dari Gunung Wayang, juga dikelilingi Gunung Rakutak. Situ ini juga dikelilingi oleh Gunung Malabar, Bukit Bedil, dan Gunung Kendang yang merupakan batas alam Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Garut.

Lokasi ini juga cukup dekat dengan obyek wisata lain di  Pengalengan seperti Gunung Puntang. Satu hal yang tak boleh dilewatkan, di satu tepi dekat rumpun rumput lembang, ada dua mata air muncul dan mengairi Situ Cisanti. Masyarakat percaya, lokasi itu adalah petilasan Raja Sunda.

Pada Situ Cisanti tidak hanya lekat dengan cerita budaya leluhur, tetapi juga memiliki spot-spot yang instagramable. Untuk bisa mendapatkan seluruh panorama dalam satu frame foto, biasanya para pengunjung mengambil spot di tepi danau, termasuk saya. Sumber: Dok.Pribadi Andi Setyo Pambudi.
Pada Situ Cisanti tidak hanya lekat dengan cerita budaya leluhur, tetapi juga memiliki spot-spot yang instagramable. Untuk bisa mendapatkan seluruh panorama dalam satu frame foto, biasanya para pengunjung mengambil spot di tepi danau, termasuk saya. Sumber: Dok.Pribadi Andi Setyo Pambudi.
Air Situ Cisanti sangat jernih dan karena letaknya berada di ketinggian. Pada tempat ini udara berhembus sangat sejuk sehingga cocok bagi yang ingin menyegarkan pikiran.

Situ Cisanti adalah tempat pertemuan 7 mata air, yaitu Cikahuripan atau Pangsiraman, Cihaniwung, Mastaka Citarum, Cisadane, Cikoleberes, Cikawedukan dan Cisanti. Di antara ketujuh mata air tersebut, yang paling terkenal adalah Cikahuripan atau Pangsiraman.

Inilah sepotong keindahan Citarum yang tersisa. Pemandangan alam yang menakjubkan ini begitu memanjakan mata. Menjaga kelestarian Situ Cisanti sebagai keindahan yang tersisa dari Sungai Citarum adalah tugas kita semua. Sumber: Dok.Pribadi Andi Setyo Pambudi
Inilah sepotong keindahan Citarum yang tersisa. Pemandangan alam yang menakjubkan ini begitu memanjakan mata. Menjaga kelestarian Situ Cisanti sebagai keindahan yang tersisa dari Sungai Citarum adalah tugas kita semua. Sumber: Dok.Pribadi Andi Setyo Pambudi
Menjaga kelestarian Situ Cisanti sebagai keindahan yang tersisa dari Sungai Citarum adalah tugas kita semua. Saya masih mengingat nasehat dari Dr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo, M.Si, dosen panutan saya ketika menjadi mahasiswa di Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia. 

Beliau mengatakan bahwa "Karena manusia hanya memiliki satu bumi, maka semua dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia akan balik mengenai manusia itu kembali!".

Kalimat ini memiliki makna mendalam sebagai sebuah gambaran sederhana agar kita menaati hukum alam sebagai manifes dari hukum Tuhan. Apa yang ditanam itulah yang akan dipanen.

Jika kita menanam kebaikan maka kebaikan akan datang kepada kita. Sebaliknya, jika keburukan yang kita tanam maka kita akan menuai keburukan pula.

Alam memiliki hukumnya tersendiri dan itu bersinggungan dengan manusia. Sejatinya manusia diciptakan oleh Tuhan selain untuk mengabdi kepada-Nya, juga untuk menjaga alam semesta. ***( ASP, 2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun