Indonesia saat ini sendang menghadapi dua tantangan besar, yaitu desentralisasi atau ontonomi daerah yang saat ini sudah dimulai dan era globalisasi total yang akan terjadi pada tahun 2020. Kedua tantangan tersebut merupakan ujian berat yang harus dilalui dan dipersiapkan oleh seluruh bangsa Indonesia.Â
Kunci sukses dalam menghadapai tantangan berat terletak pada kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakaan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh (Masnur, 2011:35)Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Globalisasi merupakan suatu proses yang menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi memberikan ruang bagi seluruh umat manusia dimuka bumi ini untuk saling berhubungan baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung dengan atau tanpa adanya batas yang menjadi penghalang berlangsungnya hubungan tersebut.
Sesuai dengan dengan definisi dari globalisasi dalam perkembanganya di kehidupan umat manusia secara menyeluruh dalam era globalisasi yang telah berkembang sangat banyak membawa perubahan, baik yang berdampak positif bagi kehidupan maupun yang berdampak negatif bagi kehidupan. Dalam era globalisasi segala aspek kehidupan berangsur-angsur menagalami perubahan.Â
Salah satu contohnya dari segi kehidupan manusia yang semuanya menginginkan sesuatu secara Instan (langsung jadi). Dari sudut lain yang paling untuk dibendung yaitu lajur informasi yang begitu cepat dan tanpa batas sehingga banyak generai penerus bangsa yang kesulitan dalam menyaring pengaruh globalisasi dan akhirnya banyak generasi penerus bangsa yang terjebak dalam pengaruh buruk globalisasi.
Maraknya kasus-kasus yang terjadi baik ditemui secara langsung maupun diberitakan dalam pemberitaan media cetak maupun elektronik memberikan suatu stimulus sekaligus tanparan keras bagaimana kehidupan para generasi penerus bangsa yang semakin hari semakin mengkhawatirkan.Â
Dari kasus-kasus kecil seperti adanya seorang anak yang berani melawan orang tuanya dengan berkata yang tidak sesuai dengan aturan kesopanan yang sudah lama berkembang dalam kehidupan masyarakat sekitar. Adanya anak-anak yang mulai sibuk dengan urusan mereka sendiri/dunia mereka sendiri  dan mengabaikan peran mereka sebagai seorang anak sehingga tak heran saya melihat meskipun sedang duduk dengan orang tua mereka tetap memagang gajed/hp android yang mereka miliki.
Kasus yang mencengangkan dilakukan oleh generasi penerus bangsa yaitu dalam data yang dilansir oleh komisi perlindungan anak Indonesia periode 2015-2016 memberikan data bahwa terjadinya berbagai kasus yang begitu menghawatirkan bagi generasi penerus bangsa yang akan memperjuangkan nasib bangsa Indonesia kedepanya nanti, berikut tabel sebagai gamabran data tersebut.
Tabel 1.1 Kasus Perlindungan Anak
Berdasarkan data tersebut menunjukan bagaimana realitas yang terjadi ditengah kehidupan masyarakat Indonesia yang menunjukan bagaimana generasi penerus bangsa tengah dalam permasalahan yang sangat serius dan membutuhkan perhatian yang sangat begitu besar dari segala aspek baik itu masyarakat maupun pemerintah yang menjalankan pemerintahan di negara ini.Â
Tanpa menepis kemungkinan adanya faktor-fanktor lain yang dapat mempengaruhi generasi penerus bangsa tersebut untuk melakukan berbagai macam jenis perbuatan yang menyimpang dan sangat jauh dari nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat Indonesia secara umum. Faktor globalisasi yang membawa arus informasi sehingga sulit dibendung dirasa  mempunyai andil yang sangat besar terhadap berbagai kasus yang menimpa para generasi penerus bangsa tersebut.
Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena kualitas karakter bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang.Â
Erikson (1968) menurut Freud kegagalan penanaman keperibadian yang baik di usia dini akan membentuk pribadi yang bermaslaaha dimasa dewasannya kelak. Kesuksesan orang tua membimbing anaknya dalam mengatasi konflik keperibadian diusia dini sangat menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak  (dalam Masnur, 2011:35).
Usaha untuk membendung atau meminimalisir perkembangan arus globalisasi dapat dilakukan melalui jalur pendidikan salah satunya pendidikan karakter secara formal maupun non formal untuk menananmkan kembali nilai-nilai yang dapat menjadi pengangan generasi penerus bangsa tanpa harus tenggelam dalam arus globalisasi yang membawa dampak negatif bagi kehidupan mereka secara khusus dan kehidupan orang disekitar mereka secara umum.Â
Seperti yang dikemukakan oleh ketua MPR Pak Zulkifli Hasan yang mengatakan era globalisasi tidak semuanya membawa efek positif, tapi ada juga dampak negatif. Karena itu, pembangunan karakter sangat penting untuk menangkal dampak negatif globalisasi di Indonesia. "Di tengah-tengah pengaruh global yang tak terbendung, tentu banyak juga dampak negatifnya," kata Zulkifli dalam acara The Third International Conference-Thoughts on Human Sciences in Islam (IC-Thusi) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/11/2016). "Pembangunan karakter bangsa antara lain membangun etika bermasyarakat, adalah hal penting untuk membendung dampak negatif tersebut," 1 Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Pendidikaan karakter akan memberikan pencerahan akan konsep free willdengan menyeimbangkan konsep determinisme, dalam praksis pendidikan. Pendidikan harus memberikan ruang yang luas kepada peserta generasi penerus bangsa untuk memilih. Pendidikan menekankan bahwa kebebasan itu satu paket dengan tanggung jawab yang harus dipikulnya. Apabila terjadi kesalahan dalam mengambil pilihan, apalagi bertentangan dengan etika dan norma universal, tanggung jawab dan sanksi yang harus diterimanya dengan lapang dada. Sehingga generasi penerus bangsa dapat mengakui dan meminta maaf atas memilih dan berkehendak.
 Secara teoritis pendidikan karakter memberikan angin segar bagi masa depan para generasi penerus bangsa, dengan adanya pendidikan karakter maka semua hal yang diakibatkan adanya globalisasi yang mengarah ke arah yang negatif dapat diminimalisir. Pendiidkan karakter akan menanamkan nilai-nilai karakter kebangsaan yang selama ini menjadi jati diri bangsa Indonesia.Â
Nilai-nilai karakter kebangsaaan yang dimaksud diantaranya yaitu nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab (Kementerian Pendidiakn Nasional, 2012) Implementasi nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dapat dilaksanakan melalui proses pemberdayaan dan pembudayaan sebagaimana digariskan sebagai salah satu prinsip penyelengaraan pendidikan nasional.Â
Proses ini berlangsung dalam tiga pilar pendidikan yaitu: dalam 1) sekolah, implementasi pendidikan karakter di sekolah dikembangkan melalui pengalaman belajar dan proses pembelajaran yang bermuara pada pembentukan karakter dalam diri siswa.Â
Pendidikan karakter dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, dilaksanakan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran. 2) keluarga, keluarga merupakan hal yang terpenting dalam pembentukan karakter anak. Karena keluarga ibarat akar yang menentukan akan menjadi apa dan bagaimana seorang individu tersebut.Â
Bila keluarga menjalankan fungsinya dengan baik, maka individu-individu yang dilahirkan akan mempunyai moral dan karakter yang baik, sehingga dapat membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. 3) masyarakat, pembudayaan di masyarakat dapat dilakukan melalui keteladanan tokoh masyarakat, pembiasaan nilai-nilai di lingkungan masyarakat, pembinaan pengembangan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, penegakan aturan yang berlaku (Sulistowati, 2012).      Â
Dengan demikian peran pendidikan karakter sangatlah penting dalam usaha membendung derasnya arus informasi pada era globalisasi yang berdampak pada tergerusnya karakter bangsa yang ditandai dengan berbagai kasus yang menyimpang dalam kehidupan bermasyarakat khususnya kasus-kasus yang dilakukan oleh para generasi penerus bangsa.Â
Pendidikan karakter akan mendidik para generasi penerus bangsa baik secara langsung ataupun tidak langsung dari tiga pilar sebelumnya yaitu dilingkungan sekolah, masyarakat serta  dalam keluarga untuk mengetahui jadi dirinya sebagai generasi bangsa Indonesia yang memiliki karakter kebangsaan seperti yang diamanatkan oleh pemerintah. Sehingga berbagai kasus-kasus menyimpang yang dilakukan oleh generasi muda dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dapat diminimalisir ataupun diatasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H