Mohon tunggu...
Andi Satriani
Andi Satriani Mohon Tunggu... Guru - Ketua Program Keahlian Kimia Analisis dan Guru produktif di SMKN 6 Kendari

Ibu dua anak sekaligus guru di SMK, sangat menyukai membaca terutama yang bergenre fiksi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 (Pembelajaran Berdiferensiasi dan Penerapannya dalam Kelas)

6 November 2023   00:18 Diperbarui: 6 November 2023   01:22 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut  Carol  Ann  Tomlinson  (2000), Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas, untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan siswa. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar   siswa   dan   bagaimana   guru   merespon   kebutuhan belajar tersebut.

Diferensiasi pada awalnya dicetuskan oleh Tomlinson pada tahun 1999. Namun, diferensisiasi ini sendiri sesungguhnya sudah ada sejak zaman dahulu. Ki Hajar Dewantar, Menteri Pendidikan pertama Indonesia, memiliki sebuah gagasan yakni pendidikan yang menghargai perbedaan karakteristik  setiap  anak.  Dalam  bukunya Pusara (1940),  Ki Hajar Dewantara menyatakan tidak baik menyeragamkan hal- hal  yang  tidak  perlu  atau  tidak  bisa  diseragamkan.  Beliau berpendapat perbedaan kemampuan, bakat hingga keahlian harusnya difasilitasi dengan bijak. Prinsip inilah yang sama dan sejalan dengan pembelajaran Diferensiasi.

Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain:

  • Melakukan pemetaan kebutuhan belajar ber dasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll)
  • Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
  • Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi 4 aspek yang bisa dikontrol guru, yaitu :

  • Diferensiasi konten 

Yang dimaksud dengan konten adalah apa yang akan diajarkan oleh guru di kelas atau apa yang akan dipelajari oleh peserta didik di kelas. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya.

  • Diferensiasi Proses

Yang dimaksud dalam proses pada bagian ini adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik di kelas. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang bermakna bagi peserta didik sebagai pengalaman belajarnya di kelas, bukan kegiatan yang tidak berkorelasi dengan apa yang sedang dipelajarinya.

  • Diferensiasi Produk

Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, diagram) atau sesuatu yang ada wujudnya. Produk yang diberikan meliputi 2 hal, yakni memberikan tantangan dan keragaman atau variasi dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

Kaitan antara materi dalam modul pembelajaran berdiferensiasi dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.

  • Filosofi pendidikan KHD

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pengejawantahan pemikiran filosofis KHD, yakni menuntun anak sesuai kodrat alam dan zaman dengan berpihak pada anak sesuai perkembangan minat, bakat dan potensi anak. Hal ini berkaitan erat dengan pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan memberikan pembelajaran kepada anak dengan cara memetakan kebutuhan murid sesuai kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar anak.

  • Nilai dan Peran Guru Penggerak

Nilai guru penggerak meliputi : mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, berpihak pada murid. Dengan nilai guru penggerak yang diyakimi oleh guru penggerak, maka dia akan mengambil peran untuk mewujudkan kepemimpinan murid dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam proses mengajarnya sehingga terwujud profil pelajar pancasila.

  • Visi Guru Penggerak

Guru penggerak diharapkan menjadi pemrakarsa perubahan dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah. seorang guru penggerak tentunya memiliki visi untuk mewujudkan merdeka belajar yang sesuai profil pelajar Pancasila, dengan melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada anak yang selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi menyesuaikan kebutuhan belajar anak berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.

  • Budaya Positif

Pembelajaran berdiferensiasi di kelas akan mewujudkan budaya positif. Budaya positif adalah perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah. Dengan pemetaan kebutuhan belajar siswa maka mampu untuk menumbuhkan motivasi intrinsic dalam diri mereka yang akan berdampak jangka panjang. 

Salam Guru Penggerak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun