Di Kabupaten Purbalingga, ada tari kreasi baru yang tetap populer hingga kini. Yaitu Tari Lenggasor, ciptaan Susiati, seniman tari asal Purbalingga. Tari kreasi baru merupakan pengembangan dari kesenian tradisional menjadi produk seni yang baru.
Tari Lenggasor pertama kali dipentaskan pada tahun 2009, dan terus dikembangkan hingga menjadi tari kreasi yang lengkap pada tahun 2012.Tarian ini kemudian populer di Purbalingga, sekitarnya, hingga ke berbagai wilayah di luar Purbalingga.Nama Lenggasor berasal dari dua kata dalam bahasa Banyumasan: "Lenggah" yang berarti duduk dan "ngisor" yang berarti bawah.
Filosofinya adalah penghormatan kepada yang lebih tinggi, seperti orang tua, dengan yang lebih muda duduk lebih rendah. Tari ini tercipta dari tarian sebelumnya, Tari Ngoser, yang dianggap terlalu erotis. Oleh karena itu, Susi menciptakan Tari Lenggasor yang berlawanan dengan Tari Ngoser. Basis utamanya adalah Tari Lengger, tari rakyat Banyumasan, dengan gerakan yang lebih patah dan tidak erotis. Dalam pementasan, Tari Lenggasor diiringi calung Banyumasan dengan lagu-lagu seperti Renggong Manis. Gerakannya yang patah-patah menciptakan kesan energik dan semangat, dengan perpindahan cepat antar gerakan yang memukau penonton.
Tari Lenggasor sempat diusulkan sebagai tari milik Kabupaten Purbalingga oleh pemerintah setempat, namun Susiati menolak, ingin terus mengembangkan tarian ini agar semakin dikenal dan dipelajari banyak orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H