Tradisi makan dengan alas Kappara ini pun menjadi simbol kebersamaan sebab sajian makanan kemudian orang-orang saling berhadapan. Dengan konsep tersebut melambangkan pula simbol keeratan sesama anggota keluarga. Bapak dengan anak dapat saling berhadapan, tetangga yang satu dengan tetangga yang lainnya dapat saling duduk bersamaan dengan model bersila sembari makan, setelah makan pun obrolan santai berlangsung. Kebersamaan dan kekeluargaan terjalin dengan baik sehingga keeratan satu sama lain tetap terjaga. Bahkan masyarakat Bugis menganggap bahwa makan dengan alas Kappara dianggap makan yang penuh adab sebab kita berhadapan dengan makanan terlebih disertai dengan doa dan tidak saling mendahului.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H