Teralun Dalam Buaian Malam
(Teruntuk sahabat penaku yang jauh di sana)
Sudah tiga hari tiga malamÂ
hujan mengalunkan diriku
aku pun hanyut dalam buaianÂ
di malam hari.
sajak yang aku tulisÂ
yang belum sempat aku kirimÂ
kini hanya berserakan di atas mejaÂ
mencari huruf-huruf berpasanganÂ
yang hilang,Â
ada dua tiga diksiÂ
yang mencari jati diriÂ
di dalam kertas itu
terbasuh hingga lusuhÂ
ada namamu di sana
di awal dengan huruf besarÂ
dan ironisnya harus berakhirÂ
dengan huruf mati.
sudihkah kau menoleh ke jendelaÂ
di sela hujan malam ini
yang sudah dua tiga malamÂ
tak nampak bulan sedikit pun
barangkali dengan tatapanmu
uluran tanganmu yang nengadahÂ
bulan akan muncul separuhÂ
di sana kita saling bertemu pandang
tentu indah sekali,
 prasangkaku demikianÂ
sebab cintaku sudah terjatuhÂ
 pada nama diriÂ
dengan berawalan huruf besar tadi
kasih itu tak pernah pudar
meski namamu sempat lusuhÂ
di atas kertas, tetapi ada ingatan
dan ikatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H