Sajak dan Peristiwa Pagi
jendela kamar masih tertutup rapat, cahaya mentari pagi pun enggan memasuki celah di atas jendela, selimut biru hadiah pernikahan kita masih kusut membalut pagi itu.
bukankah melihat pagi dan menangkap warna pelangi adalah rezeki yang tiada tara.
masih saja hujan selalu jadi alasan, padahal hadirnya atas doa-doa semalam, bersama.
perlu ada sajak pagi yang terekam, perlu ada peristiwa pagi yang menjadi sajak.
kita memulai dari kasur kapuk ini, kedua dari gaun yang kita kenakan, lalu selanjutnya mentari dan sarapan pagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H