Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siri' dan Pesse; Pandangan Hidup Masyarakat Bugis

13 Desember 2023   17:58 Diperbarui: 13 Desember 2023   18:05 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siri dan Pesse dikonsepsikan sebagai filosofi hidup masyarakat Bugis di mana pun berada. Konsep dan prinsip tersebut sudah tertanam sejak lama. 

Karena dianggap sebuah ajaran leluhur mereka, sehingga perlahan konsep siri dan Pesse menjadi pandangan hidup masyarakat Bugis. Pada dasarnya tidak hanya bagi kalangan Bugis tetapi juga demikian bagi kalangan masyarakat makassar. kedua kelompok etnik tersebut menjadikan konsep siri dan pesse sebagai sebuah nilai yang harus diterapkan dalam berkehidupan bermasyarakat.

Siri sendiri diartikan sebagai rasa malu. Rasa malu dalam artian luas bahwa malu jika tidak melakukan kebaikan, malu jika tidak sukses, malu jika tidak menyelesaikan tugas dan tanggung jawab. Nilai siri ini pula akhirnya tertanam dalam diri mereka. Sehingga menjadi sebuah motivasi untuk melakukan sesuatu dan untuk menjalankan suatu amanah. Nilai siri ini pula dapat diintegrasikan dalam prinsip lainnya misalnya dalam ketaatan dan kepatuhan baik pada tuhan sang pencipta demikian kepada sesama. 

Pesse sendiri diartikan sebagai rasa ibah, rasa sakit, serta peduli. Rasa Pesse tersebut kemudian menjadi konsep assiselengsurengeng (silaturahmi dan kekeluargaan). Konsep Pesse ini terimplementasi dalam kehidupan bermasyarakat baik di kampung sendiri terlebih di tanah rantau.

kedua nilai moril tersebut menjadi simbol kearifan lokal bagi masyarakat Bugis baik di kampung sendiri, di tempat kerja dan di mana pun berada. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan pergeseran nilai-nilai sosial dari orang tua ke anak, dari guru ke murid, dari pemimpin di tanah Bugis ke masyarakat yang dipimpinnya serta pemimpin nasional yang berdarah Bugis tidak terjalin kesinambungan sehingga perlahan konsep siri dan Pesse tersebut luntur. 

Apa yang keliru dari kedua nilai moril tersebut? Tidak lain kurangnya transformasi nilai-nilai dan pengetahuan dari yang tahu "to macca" , orang pemerintahan "to mapparenta", orang Agamawan "ulama/ pagama". 

Generasi saat ini cenderung receptive, menerima begitu saja. Apa yang ada di sekitar, yang ditonton, yang dilakukan oleh orang terdekat maka itu pula yang ditiru. 

Mengingat pentingnya konsep dan nilai moril tadi perlu dibudayakan dan dihidupkan kembali maka sudah waktunya ada transformasi dan penanaman nilai-nilai dari orang yang berpengaruh kepada orang yang dapat dipengaruhinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun