Di Sini Aku Belum Desember
November begitu ramah kepadaku
ia mengajakku tinggal berlama-lama di rumah lamanya, aku tersipu malu, sepanjang hidupku tak pernah orang-orang berlaku ramah kepadaku, pikirku ia hanya seorang berdasi, berpeci, dengan celana levis merek Eropa, ikat pinggang, jam tangan, telepon genggam dengan merek Amerika.
di sini aku di perempatan jalan, sedang menoleh, sesekali melirik ke samping ke toko-toko, ke pohon-pohon hingga menatap sungai yang searah dengan langkahku.
di depan sana begitu misteri, aku hanya berkata jarakku dengan Desember masih jauh, aku masih butuh waktu seribu malam lagi, kopi Arabika yang diracik sedari tadi sudah dingin, hujan berhenti sejenak aku masih terus mengigau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H