Lelaki yang kau sebut masa lalumu
kini ia hadir kembali,Â
bahagiakah hatimu,
begitu getar
begitu gentar jiwamu
selaksa topan, di malam penghujan
setelah petir, silih berganti
mengetok rumah beratap seng
aku tak ingin ikut campurÂ
kata malam pada bintang
yang sembunyi berhari-hari
sementara
andai selimut dapat dibagi dua
maka pagi cepat menemui cahaya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!