Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/ Writer

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sahabat Lama di Pelamunan

14 Agustus 2023   10:50 Diperbarui: 12 November 2023   21:58 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia beranjak sembari membalas omelanku.

Tak lama berselang Gun datang menghampiri, ia tetap membawa buku Bumi Manusia. Sepertinya buku itu lebih berarti ia baca untuk memahami kenapa para pelamun itu selalu setia pada waktu.

Sepertinya si Gun masih penasaran dengan Minke. Ia tak habis pikir Minke bisa melakoni perannya yang diperintahkan Pram. 

Setiap hari demikian adanya di sekitar warung kopi pak Udin. Pelanggannya hanya para pelamun-pelamun sial itu kata Rani anak pa Udin.

Namun tidak bagiku, bagi si Gun sahabat pelamunku, dan sahabat lainnya. Mereka menghabiskan berbatang-batang rokok dan ber gelas-gelas coffeemix tiap hari memikirkan nasib-nasib para tokoh dalam buku yang pernah ia baca.

Aku pun demikian memikirkan nasib diriku dalam cerita yang pernah aku tulis. Kenapa aku dikeroyok saat masih SD. Bisa-bisanya guru-guru membiarkan hal ini terjadi. Kenapa ayah dan saudaraku tidak mencabut badiknya untuk siri' (situasi yang dianggap menurunkan martabat keluarga) itu. 

***

Hari ini si Gun memimpin sidang atas pembebasan lahan rencana pembangunan perkeretaapian di kota M. Rupanya setelah berpuluh-puluh tahun di kampung halamannya di pulau K ia kembali ke kota M. Nasibnya kini berbeda di kota M saat ini dan saat masih jadi pelamun. Ia kini memimpin sidang menentukan nasib orang-orang. Kini ia berhadapan dengan tokoh-tokoh di dunia nyata, bukan lagi hanya dalam fiksi. Untung saja tokoh Minke atas perintah Pram ia berhasil pecahkan. Kini nasib Rani yang menjaga warung pelamun itu, warung itu hanya warisannya yang tersisa. Kini ia harus bagaimana rumah beserta lokasi pelamun akan tergusur. 

Para pelamun yang lainnya berdatangan mengunjungi warung pelamun di kota M itu. Beberapa di antaranya datang melunasi utangnya 20 tahun lalu, sementara yang lain sudah merasa sukses kini tawar menawar dengan Rani termasuk si Gun dan Aku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun