Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Di Stasiun Kereta

30 Juli 2023   20:37 Diperbarui: 30 Juli 2023   20:55 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita berlarian menuju keberangkatan, lalu duduk tanpa tenang menunggu kapan gerbong kereta terbuka.

Angin malam itu cukup dingin untuk kita memeluk diri sendiri, suara rel tak membuat bocah yang berlarian dari gerbong ke gerbong. Seorang ibu sedang duduk di atas bangku duduk anaknya, ia bercerita tentang ayahnya entah di mana suatu ketika ia di pangku, kelihatan nya sangat lelah memburu waktu pukul berapa kereta berangkat. 

Di gerbong selanjutnya ada seorang ibu pula, sangat sinis melihat ibu Ibu lain pikirannya ke sana ke mari. Mungkin saja ia tak pernah susah, aku ingat betul kemejanya yang berjubah saat cuaca berubah benda itu ikut berubah, handphone nya dengan tiga hingga empat kamera tertidur di atas kacamatanya.

Kisah di kereta ini pernah terjadi atas lakon tentara berbaju cokelat dengan sepatu Laras hingga di atas lutut, seakan matanya menikam para penumpang di kereta itu yang bertopi jerami. 

Kembali ke ibu tadi yang menikam bagi siapa saja yang naik terburu-buru, lalu berbisik kepada anaknya besok kita naik kereta lain saja tanpa ada berbagai macam rasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun