Batu-batu itu entah apa namanya, hitam warnanya, ia berdiri tegak sementara orang-orang bergoyang di atasnya.
gerimis datang bertasbih, airnya tersimpan rapi ditelan akar batu-batu itu, kemarau datang, orang-orang salahkan hujan yang enggan turun ke bumi, padahal batu sudah menyimpan air dengan rapi, pohon-pohon pun di sekitar taman batu turut campur menyembunyikan rahasia air yang tak diketahui oleh angin dan laut.
Hutan batu yang berjejer, memperlihatkan keegohannya kepada manusia, agar manusia tunduk patuh pada pencipta batu-batu itu, tapi manusialah yang membatu tanpa berdiri kokoh, sesungguhnya ia rapuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H