Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/ Writer

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Barongko, Kue Tradisional Ramah Lingkungan

6 Juni 2023   13:35 Diperbarui: 6 Juni 2023   13:36 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi penulis 

Salam sehat dan salam sejahtera bagi kompasianer di mana pun berada. Kali ini saya sedikit bercerita tentang sebuah kue tradisional khas di daerah saya di tanah Bugis, Sulawesi Selatan. 

Kue tersebut bernama Kue Barongko. Kue ini sengaja saya kisahkan atau ceritakan kembali jika pernah diceritakan oleh penulis sebelumnya karena bertepatan dengan momen hari lingkungan hidup sedunia pada tanggal 5 Juni. 

Sebagaimana diketahui bersama bahwa kini Indonesia telah dinobatkan sebagai negara penghasil sampah terbesar kedua di dunia setelah Cina. Salah satu penyumpang sampah dari aktivitas kita sehari-hari adalh pembungkus makanan (kuliner). 

Nah olehnya itu saya terpikat melihat sebuah inspirasi dari pembuatan kue tradsional di Sulawesi Selatan yakni Barongko. Kue ini terbuat dari pisang masak yang menguning bahkan terkadang dari pisang kepo yang sudah tidak layak dikonsumsi langsung. 

Sehingga semakin bonyok semakin bagus katanya. Kue pisang ini dihaluskan dengan media tersendiri kemudian diolah dengan santan, telur dan gula secukupnya kemudian dibungkus dengan daun pisang pula lalu dikukus hingga matang. 

Cara kukusnya pula biasanya menggunakan tungku atau dengan kayu bakar. Di kampung-kampung di Sulawesi Selatan masih banyak mempertahankan mengolah kue Barongko ini dengan cara tradisional.

Dokumentasi penulis 
Dokumentasi penulis 

Kue Barongko ini dikenal dengan makanan raja sebab disajikan pada saat perhelatan yang dihadiri petinggi kerajaan di tanah Bugis dan Makassar. Para raja atau tamu kerajaan sangat menyukai kue tersebut sebab tanpa pantangan apa pun. Hingga saat ini kue tersebut tentu memiliki pencinta yang fanatik bukan hanya dari masyarakat Sulawesi Selatan namun juga masyarakat di luar Sulawesi. 

Dengan isi yang lembut dan nyaman dikunyah tentu akan semakin membuat ketagihan jika dimakan satu biji serasa ingin nambah. Kue yang dibuat tanpa menggunakan bahan alami dengan cita rasa ang kuat dan juga ramah lingkungan. 

Sebaiknya kue-kue olahan tradisional lainnya bisa mencontoh bagaiamana menggunakan bahan alami tak hanya dari adonan saja tetapi juga dalam proses pembuatan dan kemasan alami.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun