Menjelang pemilu serentak 2024, beberapa partai politik mengusung strategi politik demi menggaet suara di pusat. Salah satunya adalah mencalonkan menteri atau wamen aktif di periode pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai calon legislatif pusat atau calon anggota DPR RI pada pemilu serentak 2024 mendatang.Â
Salah satu contohnya menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan, di mana sebelumnya ia pernah nyaleg di Lampung, namun kini ia ditempatkan oleh elit PAN untuk nyaleg lagi di dapil lain yakni Dapil Jatim demi untuk meraih suara PAN di Jatim.Â
Demikian menteri-menteri dan wamen lain yang tak ketinggalan entah instruksi partai atau keinginan sendiri seperti mantan gubernur Sulawesi Selatan yang kini menjabat menteri pertanian RI juga dicalonkan oleh partai Nasdem sebagai Bacaleg Dapil Sulawesi Selatan.Â
Dari partai Nasdem selanjutnya ada menteri Kominfo, Johny G Palate dari dapil NTT. Menyusul Ida Fauziyah menteri ketenagakerjaan RI dari PKB, Menteri Desa dan PDTT Abdul Halim Iskandar yang juga dari PKB dapil Jatim, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dari PDIP dapil Sumatera Utara, begitu juga beberapa wamen yang tutut ambil kursi bacaleg.Â
Entah pencalonan tersebut apakah menganggu kinerja mereka dan menjadi ancaman bago Jokowi dalam sisa masa kepemimpinannya atau tetap menjadi jalan mulus keduanya.
Tak hanya sampai di situ bahwa para petinggi partai menggaet para artis untuk menjadi figur publik. Artis dianggap sebagai orang yang sudah familiar di mata pemilih karena sering tampil di layar kaca bahkan sering menjadi perbincangan di antara remaja hingga ibu-ibu.Â
Tak sedikit di antara mereka telah menjadi idola sebagian orang sehingga melahirkan fanatisme. Situasi tersebut menjadi keuntungan besar bagi partai politik tertentu dengan menempatkan artis kenamaan di dapil tertentu untuk menggaet suara pusat.
Beberapa artis kenamaan sedang digaet oleh partai politik untuk membantu mengumpulkan suara pusat. Atau bahkan memang dari dari keinginan individu untuk menyuarakan suara artis melalui legislatif. Seperti Narji dari PKS, Dede Yusuf dkk dari Partai Demokrat.Â
Nafa Urbach dkk dari Partai Nasdem. Adapun deretan artis Bacaleg dari Partai Gerindra antara lain yakni penyanyi kenamaan Ahmad Dhani, Melly Goeslaw, Ari Sihasale, Rahel Maryam dan Jamal Mirdad Baca.Â
Selanjutnya dari Bacaleg Partai  PKB yakni mulai dari Iyet Bustami, Norman Kamaru penyanyi dan mantan anggota Polri, Zora Widya, Camelia Lubis, Arseti Bilnina, dan Tommy Kurniawan.Â
Deretan artis Bacaleg PAN tak banyak dengan artis Bacaleg partai lainnya yakni mulai dari  Eko Patrio, Pasha Ungu, Primus Yustisio, Desy Ratnasari, Varel Bramasta, Tom Liwafa, Uya Kuya beserta istri, Ely Sugigi, dan Opie Kumis.Â
Sedangkan dari PDIP, beberapa artis yang digandeng untuk nyaleg pada dapil masing-masing antara lain mulai dari Rano Karno, Once Miekel hingga Denny Cagur. Â
Apakah legislatif begitu menggiurkan bagi para artis tersebut? Atau panggung hiburan kalah pamor dengan panggung politik? Dalam posisioning Bacaleg Artis tentu akan membawa pengaruh besar bagi parpol tertentu. Suara dari Bacaleg Artis akan mendongkrak suara pemilih pemula lantaran popularitasnya.Â
Para artis akan menjadi alat kampanye strategis bagi parpol, dibanding parpol mengambil figur baru yang akan diorbit. Kedua belah pihak pun saling menguntungkan antara parpol dan bacaleg artis. Sebab menang atau kalah popularitas artis akan semakin naik bila didukung dengan kekuatan parpol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H