"Kalau tetap kumpul kita harus akur, kalau terpaksa berpisah kita saling mendoakan saja"Â
Motivasi dan kata-kata bijak dari film dan serial sinetron Preman Pensiun.
Penggalan tersebut terkesan biasa-biasa saja. Namun penggalan atau kata-kata motivasi dalam konteks tertentu akan menjadi sesuatu luar biasa. Sebaliknya terkadang sesuatu yang luar biasa pada akhirnya akan menjadi biasa-biasa saja. Lalu apa keluarbiasaan dari penggalan motivasi tersebut dalam serial sinetron Preman Pensiun? Analogi sederhana bahwa bila seorang seniman yang mengutarakan sesuatu kepada penikmat seni akan bermakna dengan baik. Bila penulis kenamaan mengutarakan karya tulisnya baik puisi, cerpen dan kritik misalnya akan sangat dalam pemaknaannya bagi si pembacanya. Demikian halnya bila seorang kiyai yang berkata sederhana kepada santrinya maka penggalan tersebut layaknya mukjizat. Penggalan motivasi di atas  bersumber dari wacana dalam film dan serial sinetron Preman Pensiun yang ditayangkan setiap sore di bulan ramadan melalui siaran TV chanel RCTI. Penggalan motivasi tersebut sangat berarti bagi para penggemar film dan serial sinetron Preman Pensiun.Â
Nampak di salah satu stasiun TV baru-baru ini, host dalam salah satu musik show sekaligus launching penayangan Preman Pensiun di awal tahun 2023 menghadirkan para pemainnya. Nampak para antusias penonton, demikian penjemputan dan penyambutan penyelenggara mengemas acara tersebut menjadi istimewa bagi para pemain pemain Preman Pensiun. Sebab kata-kata penggalan motivasi dibadikan di kaos para penggemar dan juga nampak spanduk bertulis penggalan motivasi tersebut. Hal-hal sederhana tersebut menjadi sesuatu yang bernilai bila didalam dan diimplementasikan dalam kehidupan sosial.
Ada banyak penggalan motivasi lainnya yang lahir dari kang Bahar (alm. Didi Petet) salah satu karakter dalam sinteron Preman Pensiun yang diutarakan kepada Kang Muslihat (Epy Kusnandar) demikian dari kang Muslihat kepada rekan-rekan di bawah koordinasinya. Antara lain pembuka tulisan di atas. Demikian penggalan motivasi lainnya yang melekat bagi penggemarnya sehingga dijadikan meme atau status di WA dan di media sosial lainnya. Tak hanya sampai di situ bahwa telah beredar video-video pendek baik di YouTube, di Instagram, di TikTok dan di grup WA tentang kata-kata bijak yang diucapkan para karakter dalam sinetron Preman Pensiun tersebut. Hingga terkadang dalam candaan dan teguran yang dilontarkan para remaja kepada kawannya ketika hendak berbuat salah dengan pernyataan coba lihat Preman Pensiun, coba ingat pesan dalam Sinetron Preman Pensiun.Â
Situasi tersebut menandakan bahwa amanat sebuah film dapat diimplementasikan bagi para penonton. Boleh dikata juga bahwa target sutradara dan produser film yang mengangkat sebuah kisah sosial di masyarakat kemudian difilmkan telah berhasil. Para sutradara dan produser film tentu berangkat dari permasalahan sosial yang ada. Sehingga sebuah film yang kita tonton tidak hadir begitu saja namun melalui proses pengalaman yang dialami si penulis naskah, sutradara hingga produser film.
****
Film religi sangat identik dengan kisah yang berkaitan dengan agama. Dalam artian film religi mengandung pesan-pesan moral dan akan menjadi inspirasi bagi penonton untuk dapat mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam setiap film religi tersebut bahwa alur cerita, penokohan, latar hingga hal-hal ekstrinsik akan mengarah pada amanat moral. Sehingga film akan menjadi media agar pesan yang akan disampaikan oleh sutradara dan produser itu tersampaikan dengan baik.Â
Secara umum dikenal bahwa film adalah media hiburan, media informasi, dan juga media edukasi. Film akan didesain berdasarkan kelas genre dan penonton. Genre fim pun beragam antara lain genre anak-anak, horor, drama, komedi, laga (action), perjalanan, hingga religi. Genre tersebut tidak mesti menoton bahwa genre horor monoton horor, demikian genre religi tidak mesti monoton ibadah terus, shalat terus, puasa  terus dan sebagainya.Â
Film dengan genre religi bisa berkaitan dengan kondisi sosial tertentu. Seperti serial para Pencari Tuhan yang sering ditayangkan di layar TV melalui saluran SCTV setiap sahur. Boleh dikata bahwa serial tersebut merupakan serial yang bergenre religi karena dominan aktivitas ibadah yang disampaikan para karakter di dalamnya demikian latar dan situasi semua berkaitan dengan aktivitas ibadah Sehingga dapat dikata film atau serial tersebut bergenre religi. Lalu bagaimana dengan film atau serial sinetron lainnya seperi Preman Pensiun yang sangat sulit dikategorikan sebagai genre religi. Namun serial tersebut juga lebih mengena sebab nasehat-nasehat di dalamnya sangat erat dengan kehidupan sosial masyarakat khususnya di jalan raya dan di pasar. Pada akhirnya dapat mengarah kepada hal religiusitas meski kadarnya berbeda dengan kadar amanat religiuisitas dalam serial Para Pencari Tuhan.
Film dan serial Preman Pensiun yang sering ditayangkan di layar TV melalui siaran RCTI setiap sorenya menjelang buka ini, menjadi tononan religiuis. Hanya saja level usia penonton tidak secara umum melainkan dialamatkan kepada para remaja untuk tidak telribat dalam geng motor, parkir liar, pajak-pajak dan terlebih hdunia copet mencopet. Sehingga dalam aktivitas kejahatan yang kerap kali terjadi di pasar-pasar, di angkot, dan di tempat keramaian lainnya akan sangat bijak bila memanfaatkan kata-kata bijak dalam serial Preman Pensiun tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H