Saat Senja berlalu di beranda mengantarkan pertemun rerintik di awal malam
Seorang anak belia memintaku berjamaah ke masjid dekat pemondokan.
 Saat lembaran detik ta mendetakkannya.
Dua helai sajadah terbentang searah dengan bentangan Ka'bah.
Tiga rakaat pun terlewati dengan, untuk ukuran kami dan dia yang belia
Tangan mengadah seraya memohon ampunan dan
rahmat dari setiap hentakan jantung yang Ia beri
Anak belia itu mengaminkan dari setiap hela nafas
Hingga nafas ke empat ia tambahkan "oh Tuhan aku menghadapkan wajahku"!
Amin!
Aku tak bermaksud membelainya
Dan aku bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa yang bertubuh kekar dibanding badannya
Tapi aku percaya dan ia pun percayakan ke saya
bahwa Tuhan itu ada "oh Tuhan kucinta dalam nada kupinta"
Berselang dari lipatan sajadah kami menuju ke arah timur dan
menemukan apa yang ia aminkan "oh Tuhan Kupinta yang kucinta"
Terima kasih Tuhan. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H