Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/ Writer

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Nasib Pedagang Thrifting di Sunday Morning

21 Maret 2023   15:28 Diperbarui: 22 Maret 2023   07:27 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi thrifting sumber foto: suara.com

Suasana pagi di hari minggu tak secerah di hari lainnya. Meski di hari lainnya cukup cerah namun, di hari minggu menawarkan Sunday Morning yang tak dimiliki hari lainnya. 

Sunday secara tekstual bisa saja adalah gabungan frasa dari kata sun dalam Bahasa Inggris berarti matahari/ mentari, dan day dalam Bahasa Inggris berarti hari. Sunday secara tekstual bisa saja bermakna hari yang cerah. 

Berbeda dengan Monday yang selalu dialamatkan dengan terma morning day, di sebuah pagi yang sibuk lantaran mengantar anak sekolah terburu-buru agar tidak telat ikut upacara. Orang kantoran berangkat lebih awal demi mengindari lampu merah yang berjejer dengan antrian panjang. 

Entah itu benar apa tidak, hanya saja huruf lahir atas konteks yang ada. Entah siapa yang menamai hari-hari itu, sehingga lahir menjadi mitos-mitos, atau lahir menjadi hari-hari keberuntungan bagi siapa saja. Tak terkecuali orang-orang yang selalu memaknai hari-harinya bahwa setiap hari adalah hari bahagia.

Hari ini terlihat sepi di sebuah pasar pagi di sekitar pelabuhan Parepare Sulawesi Selatan. Pasar pagi ini menawarkan beragam kebutuhan sandang masyarakat yang bukan hanya warga sekitar pelabuhan Parepare, tetapi sudah melekat di benak indvidu yang pernah merasakan sensasinya. 

Second hand atau barang bekas layak pakai di pasar itu adalah barang utama yang digelar sepanjang pagi, siang, dan malam. Jika siang akan menjadi terma yang melekat sebagai pasar singgah, memang ia adalah kota persinggahan sementara bagi para traveller ataupun orang yang bepergian dari kabupaten satu dengan kabupaten lain, dari provinsi satu ke provinsi lainnya. Jika malam pun akan melekat dengan terma pasar senggol, karena orang saling bersenggolan lantaran ramai luar biasa.

Entah dari mana saja datangnya orang-orang di kota kelahiran mantan Presiden BJ Habibie itu. Mengingat kota Parepare adalah kotamadya kecil merupakan segitiga emas, tempat persinggahan para pengendara jarak jauh dari Barat Sulawesi, Selatan Sulawesi, hingga Timur Sulawesi, di tambah lagi merupakan akses penyeberangan laut dari segala arah yang menghubungkan antar pulau dalam negeri itu termasuk akses penyeberangan ke negeri Jihan Malaysia. 

Sehingga tak heran jika kota itu menjajakan apa saja mulai dari kebutuhan perjalanan, oleh-oleh hinga kebutuhan sehari-hari seperti disebutkan sebelumnya adalah second hand.

Barang second hand adalah istilah populer di dunia maya baik di media sosial maupun di market place. Termasuk yang dijajakan di pasar pagi Parepare sebagai surga second hand itu mulai dari Jam tangan branded, tas branded, hingga pakaian segala umur dan segala jenis ada di sana.

Orang Sulawesi mengatakan kota Parepare adalah pusat cakar (cap karung) terbesar di Sulawesi. Mengingat barang-barang yang dijajakan bahkan tak di temui di kota Makassar sebagai pusat ibu kota Provinsi. 

Ada satu tokoh X di sana dengan tempat terpencil, namun ketika kita masuk semua barang yang dijajakan merupakan barang yang tidak dijangkau bila isi dompet hanya berkisar di bawah sejutaan rupiah.

Pusat cakar tersebut bukan hal baru bagi masyarakat di sana. Sudah beroperasi puluhan tahun lamanya dengan ratusan pedagang yang saling berinteraksi barang cakar dari dalam kota Parepare ke kota lain dan dari luar pulau bahkan dari luar negeri ke dalam kota Parepare melalui akses pelabuhan.

Hingga pusat cakar ini terkadang menjadi tujuan utama orang-orang dari luar kota Parepare, sebab bisa di akses baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum berupa mobil sekelas empat roda hingga Bus dan KAI yang baru saja beroperasi meski belum sampai di pusat kota itu namun sudah bisa membantu para traveller.

Sebuah pagi yang begitu cerah di hari minggu, tapi tak secerah hati para pedagang second hand, cakar atau thrifting. Mengenai nama mereka tidak persoalkan lagi, yang mereka persoalkan kenapa ada barang-barang itu masuk ke pasar-pasar mereka padahal mereka hanya tinggal diam menggantungkan hidupnya pada barang itu, kadang pula saling bersenggolan para pejabat yang pura-pura lupa akan aturan dari menterinya tempo hari membakar barang-barang bekas seolah ia membakar hati para pedagang. 

Apakah ia mampu membakar semangat dagang masyarakat. Jika mampu membakar semangat dagangnya, jangan biarkan barang itu masuk dari luar ke dalam dan jangan pula biarkan orang-orang yang katanya pura pura pergi mancing dan mampir jajan itu.

Sore beranjak menjelang sambut malam ramadhan, pasar tetap bersenggolan dengan para jamaah tarwih layaknya tahun-tahun sebelumnya. Petugas karcis tetap tentu tak pandang bulu, menagih semua yang bergelantungan di pasar itu. Petugas lainnya pun turut mengamankan asal pembeli senang, pedagang tersenyum, lebaran jadi. 

Sebab pakaian lebaran sudah tersaji di hadapan mereka. Layaknya pusat perbelanjaan seperti mall-mall dan market place, mereka sudah terbiasa, sebab yang mereka sajikan adalah barang-barang luar biasa.

Spanduk-spanduk pemilu tahun 2024 sudah terpampang rapi di pasar itu dengan terma selamat menyambut bulan suci Ramadhan, sebagai isyarat kami ada bersama pasar ini untuk anda layani setiap hari adalah hari minggu yang cerah untuk belanja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun