Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Marbot

15 Maret 2023   20:03 Diperbarui: 16 Maret 2023   11:28 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi marbot, sumber: ruang sastra

Menjelang akhir tahun 2022, masjid di sebuah kompleks perumahan di kampung Belanga tiba-tiba kedatangan tamu dari pemerintah setempat. Sejak pendirian masjid tersebut seingat saya, tidak pernah ada satupun pihak pemerintah setempat yang hadir baik berjamaah maupun sekedar mengunjungi. Biasanya menjelang pemilu, orang-orang penting sedang sibuk datang kampanye menggalang suara. Tak tanggung-tanggung, bahkan ada yang membagikan sembako, sarung, hingga amplop. Bahkan di kampung sebelah selalu diadakan festival remaja masjid yang diprakarsai oleh calon-calon anggota dewan atau calon bupati

Namun di masjid kami selalu sepi dari sentuhan politik. Apakah karena jalanan ke kompleks perumahan kurang bagus, orang-orangnya kurang ramah, atau karena banyak binatang-binatang berkeliaran mulai dari kucing, anjing, tikus-tikus, ular, burung hantu, kuda, sapi, kambing dan masih banyak lagi yang dikandang dekat masjid, milik beberapa warga.

Malam semakin dingin ditambah gerimis yang membuat pak Imam mempercepat bacaannya saat memimpin shalat isya berjamaah. Terbilang sepuluhan jamaah yang hadir ditambah seorang nenek beserta cucunya di baris perempuan. Ada satu jamaah yang belum pernah kelihatan di masjid itu. Selepas shalat sebelum berdoa, bapak dengan kumis dan jenggot yang brewok itu tiba-tiba mengambil alih layaknya ia akan memimpin doa bersama. Tiba-tiba meminta kami melingkar, katanya ada yang penting.

Bismillahirrahmanirrahim rahmani rahim, Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, alhamdulillah kita semua dalam keadaan sehat dan tetap dalam lindungan Allah SWT. Alhamdulillah saat ini kita sudah bisa berjamaah pasca pandemi Covid-19.

Perkenalkan nama saya Ma’ruf selaku pemerintah kabupaten Mubang saya perwakilan bupati diminta datang ke masjid kompleks yang ada di Desa Belanga ini. Ini sudah 3 tahun laporan pengurus masjid belum masuk hingga saat ini, olehnya itu bupati memerintahkan saya untuk menghimbau jamaah sekalian agar memilih imam masjid, ketua pengurus, wakil, sekertaris, bendahara kecuali marbot.

Kami sudah punya pengurus. Kami sudah dua kali ganti malah dalam dua tahun terakhir. Surat kami juga sudah masuk di desa Belanga, katanya pihak desa yang akan teruskan ke Bupati, ucap pa RT dan Imam.

 Itu batal semua, kata pa Ma’ruf.

Saya tiba-tiba salah tingkah jangan-jangan saya dianggap korupsi selaku bendahara lama. Ah masa, sih. Uang masjid kita mau korupsi paling pemasukan tiap jumat hanya 190 ribuan, itupun habis lantaran ketua pengurus ngotot agar shalat jumat diadakan di masjid. Jadi harus keluarkan uang setiap jumat sebesar 300 ribu. Itupun khatibnya berulang-ulang, isi khutbahnya pun itu-itu saja, tak pernah sesekali membahas tanam pohon sebagai gerakan masjid padahal semua jamaah menghabiskan air 2 liter 1 kali wudhu untuk shalat. Lebih-lebih tak pernah menyinggung kematian, semua kehidupan yang mereka singgung padahal shalat dan khutbah jumat untuk pengingat. Agar kita bertaubat, ah biar saja, itu mereka. Kan.

Saya hampiri diam-dian pa marbot. Kenapa namamu dilarang diganti sama pa Bupati. Kau kenal bupati, jangan-jangan bapak mata-mata pa Bupati. Bupati itu siapa? Siapa yang anda maksud? Saya sudah puluhan tahun tidak pernah keluar kampung Belanga, ke kota, apa lagi ketemu Bupati.

“Apakah benar bapak/ Ibu jika masjid ini sudah ada pengurus? Saya hadir di sini karena Bupati menelpon saya untuk mengamankan dan meminimalisir konflik internal yang ada. Semuanya diam dan merapat. Saya akan lanjutkan pembahasan, kata pa Ma’ruf”

“Baik saya memulai dari pembahasan pergantian pengurus. Saya berharap dan begitu juga harapan bupati Mubang bahwa setelah tanggal 2 Januari 2023, pengurus Masjid harus rampung. Imam Masjid sudah harus definitif, tidak boleh seenaknya saja jamaah atau warga lain yang mampir kemudian pimpin shalat! Mengerti semua! serunya dengan nada tinggi. 

Oh ya marbot masjid silahkan diteruskan, cuman ia yang jujur di masjid ini. Untuk pengurusan zakat saya beserta pak imam baru nanti yang akan mengurusnya. Zakat harus berupa beras namun sedianya ada tambahan untuk pengurus sepuluh ribu rupiah per kepala keluarga. Ada laporan dari Bupati bahwa setoran zakat di kampung kita ini yang paling rendah. Padahal kampung ini adalah basis suara pak Bupati. Jangan coba-coba memberikan citra buruk kepada lawan politik pak Bupati.

Saya tidak pernah memberikan citra ke bapak Bupati, bisik pa Marbot kepadaku pelan.

Jadikan Masjid Baitul Haq Belanga sebagai basis pengkaderan remaja, tolong pak RT aktifkan juga TPA/TPQ masjid ini, beserta majelis Taklim. Kita punya ustadzah yang baru saja hijrah hadirkan mereka-mereka pasti banyak keseruan dalam perjalanan hijrahnya dari tidak berhijab kini jadi ustadzah. Minggu depan jam satu siang ingatkan kepada istri-istri kalian untuk ikut majelis, tanpa terkecuali. Bupati Mubeng juga akan hadir sekalian meresmikan atau melantik pengurus baru.

Baik kalau sudah mengerti! Tolong di urus segala persiapan kedatangan Bupati nanti. Bawa handphone kalian semua pokoknya bebas selfi dan sebar di story IG, facebook dan Tiktok jangan lupa tandai Bupati Mubeng an @pembesarmubeng, tolong dicatat jangan ada yang lupa tagar #bupatiku2024.

**

Setelah kepergian Ma’ruf benar-benar membingungkan semua jamaah, ditambah lagi ia mengambil alih mik Masjid dan mengumumkan jika minggu depan ada pelantikan pengurus baru, kecuali pa Marbot jangan diganti.

**

Pagi masih sunyi, cahaya mentari pagi masih kemerah-merahan. Anak-anak tak ada ke sekolah, mereka menunggu pa Bupati datang dikiranya ada pembagian sembako. Para gembala kerbau dan sapi sedang sibuk mengantar hewan gembala mereka ke sawah yang kosong sebagian ke TPA untuk makan sisa makanan kota yang terbuang, tak  terkecuali pa Marbot, sejak habis shalat Subuh sudah mengantar gembalanya. Ia semakin penasaran, siapa gerangan yang akan datang melantiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun