Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/ Writer

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Film

Melirik Kegigihan Tokoh dalam Drakor Itaewon Class Mengembangkan Bisnis Kuliner

11 Maret 2023   18:53 Diperbarui: 11 Maret 2023   19:29 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memulai bisnis kuliner tidak semudah yang kita bayangkan. Di benak pengusaha kuliner tentu pelanggan dan keuntungan. Bagaimana menu makanan yang disajikan dapat menggaet lidah pelanggan hingga menu restoran tersebut semakin laris. Lama kelamaan pemilik dapat meraih keuntungan melimpah, bahkan terkadang tidak terhenti hanya di situ yakni bisa jadi memperbanyak cabang di daerah lain. 

Berbicara tentang usaha kuliner tentu berbicara tentang taste, service, modal, lokasi, marketing dan managerial. Hal yang sedikit unik yang digambarkan dalam kisah pada drama Korea berjudul Itaewon Class (Januari, 2020). Dikisahkan seorang tokoh utama bernama Park Sae-roy, ia memiliki keigigihan dan keteguhan hati. Tabiat ketokohan tersebut tidak lain atas upaya didikan seorang ayah bernama Park Sung-Yeoul yang juga salah satu cheff di Perusahaan makanan atau grup Jangga milik CEO Jang Dae-Hae. 

Ayah si tokoh utama memiliki racikan kuliner yang ia persembahkan untuk perusahaan milik CEO Jang. Namun di tengah perjalanan ia meninggal karena kecelakaan (tertabrak lari dari anak CEO Jang). Hingga pada akhirnya si tokoh utama Park ia dikeluarkan dari sekolah lantaran dari awal memukuli anak majikan ayahnya dan pada akhirnya dipenjara lantaran membalas dendam atas ketidakadilan meninggalnya ayahnya.

Singkat cerita selama di penjara ia mempelajari banyak referensi terkait bagaimana membangun restoran dari awal termasuk membaca habis buku-buku perusahaan makanan Jangga yang ditulis oleh CEO Jang. Ia pun kemudian lepas dari penjara, belajar ke mana mana, hingga pada akhirnya mendirikan mini bar bernama DanBam di Itawon yang kelak menjadi perusahaan besar mengalahkan peusahaan makanan Jangga. Tentu sebagai pemula tidak mudah karena di Itaewon sudah dikelilingi dengan restoran ternama sementara ia hanya memiliki mini bar di gang yang kurang pengunjung. 

Seiring berjalannya waktu bahwa ia kedatangan seorang siswi SMA (di bawah umur) berkunjung ke tokonya. Siswi SMA tersebut bukan sembarang orang ia sangat briliant dan memiliki jutaan followers sehingga ia bisa saja memviralkan sesuatu di tangan dan dikepalanya.Siswa tersebut kelak meninggalkan jalur akademik dalam artian tidak lanjut kuliah dan memilih jadi karyawan di perusahaan rintisan milik pemuda tadi. Ia diangkat jadi manajer setelah ia tamat sekolah menengah. 

Sebagai influencer yang paham dengan strategi marketing di media sosial dan kecenderungan masyarakat Itaewon akhirnya ia bisa membantu mengembangkan rumah makan, menjadi restoran, hingga sebuah perusahaan dengan saham yang melejit. 

Pemuda (tokoh utama) dalam drama tersebut memiliki banyak tantangan dalam mengembangkan usaha kuliner. Segala upayanya selalu dihalau oleh restoran raksasa di Itaewon hingga berkali-kali rugi dan bangkrut. 

Namun ia tidak pernah berhenti sebelum berhasil mewujudkan impian bersama sang ayah sebelum meninggalkannya yakni ingin memiliki restoran dengan cita rasa yang kuat. Cita rasa menjadi jualannya, sehingga suatu waktu kokinya tidak mampu menciptakan rasa sesuai selera para pelanggan. Sehingga ia memina karyawannya bahkan menggaji dengan upah berlipat ganda sampai akhirnya si koki bisa berhasil. 

Demikian pelayanan hingga managerial ia kelola sedikit demi sedikit hingga berhasil beranjak dari mini bar menjadi sebuah restoran.Pada setiap level prosesnya; dari nol ke mini bar, dari mini bar ke restoran, dari restoran ke sebuah grup perusahaan tentu mengalami berbagai cobaan. Namun ia belajar bermain saham pada beberapa perusahaan rivalnya. Setiap perusahaan rivalnya mengalami down di situ ia berinvest. Sehingga investasinya akan diperhitungkan di kelas direksi dalam artian mendekati pemilik saham tinggi. 

Dari kisah ini ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik bahwa adanya tekad yang kuat, perhatian pada rekan/ bawahan, dan prinsip hidup yang kuat akan mengalahkan berbagai kendala baik itu kendala ringan (cinta) maupun kendala besar (modal dan saingan). Selain itu bahwa ada tokoh lain yakni siswa SMA yang memiliki kecakapan digital sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan pemasaran dan managerial sangat mudah untuk ditepis dalam menjalankan bisnis. 

Pada akhirnya mini bar tadi melibatkan semua karyawan untuk menanam saham pada mini bar DanBam menjadi Itaewon Class (perusahan makanan besar di Itaewon). Ada prinsip hidup yang dipegang oleh si tokoh adalah manusia dalam sebuah perusahaan sangat lebih penting dari sebuah modal saham (uang).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun