Apakah itu bukan kesalahan saya meski itu adalah kebiasaan yang semua orang tahu kalau saya perokok. Hingga pada akhirnya saya mencari cara agar berhenti merokok.Â
Melihat saya bertingkah aneh dan sering bingung sendiri, suatu ketika istri saya menelpon selepas saya kuliah (sebut mata kuliah dengan dosen killer yang banyak revisi tugasnya). Kenapa berhenti merokok, silahkan merokok. Kemudian saya iyakan, oh yah izinkan saya merokok satu batang saja sekedar melepas rindu dengan isapan rokok selepas kuliah.Â
Beberapa kesalahan lainnya yang sering terjadi sebagaimana saya katakan adalah kesalahan sederhana namun efeknya ke orang lain sangat besar. Misalnya saya memutuskan sebuah perkara yang lebih merugikan keluarga saya dan lebih menguntungkan diri saya pribadi. Kasus demikian tentu berakitbat fatal dalam hubungan sosial.Â
Kesalahan-kesalahan senantiasa menghantui diri kita. Ia adalah rupa penuh warna yang senantiasa menghiasi langkah kita. Kemana ia berjalan, kemana berlari, tanpa pernah memberi jeda diri kita sementara kesalahan kita ada di dalam diri kita.Â
Pernahkah kita berfikir melihat ke dalam kesalahan tersebut. andai saja mata kepala kita menghadap ke hati dan pikiran kita maka tidak ada lagi yang namanya kesalahan melainkan sebuah ketakutan.Â
Mari melihat kedalam kesalahan tersebut jika saja bisa atau sekedar merenungi. Sekedar hanya melihat ke dalam rupa diri kita yang penuh salah juga sebuah sikap yang luar biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H