Setelah selama 3 tahun berkolaborasi (dalam istilah di kota Makassar, berkongsi), H. Dollahi pun memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri pada tahun 1957 dengan membawa nama Sop Saudara yang membuka lapak di kawasan lapangan Karebosi, Makassar. Racikan H. Dollahi ini ternyata mampu menarik minat pecinta kuliner baik bagi warga asli Sulawesi Selatan maupun pendatang.
Nama Sop Saudara yang unik ini dipilih karena terinspirasi dari nama "coto paraikatte" (biasa dijadikan nama warung yang menjual Coto Makassar). Dalam bahasa Makassar "paraikatte" berarti "saudara" atau "sesama". Dengan nama tersebut, H. Dollahi berharap semua orang yang makan di warung ini akan merasa bersaudara dengan pemilik, pelayan dan sesama penikmat Sop Saudara. Sehingga Sop Saudara bisa jadi akronim dari Saya Orang Pangkep Saudara.Â
Dengan niat dari pencetus tersebut ingin mempersatukan para orang Pangkep yang melelangkan hasil tangkapannya di Kota Makassar, sebaliknya warga kota Makassar dapat menjadi mitra atau saudara dari pedagang tersebut.Â
Selain itu pula bahwa maksud terselubung dari pencetus warung Sop Saudara ini agar semua orang yang makan dapat bersaudara. Sebagaimana prinsip masyarakat Bugis-Makassar, sekali engkau makan nasi di rumah kami maka kau sudah kami anggap sebagai saudara "tapi tidak sedarah". Sebaliknya, harapan tuan rumah bahwa sekali engkau memakan nasi kami maka pantang dirimu untuk membenci kami apalagi melukai kami.
Sop Saudara dan Ikan Bakar dianggap sedikit lebih elit dibandingkan dengan coto atau pallubasa. Baik dari segi menu maupun dari segi harga. Pasalnya sop saudara menggunakan ikan bakar.Â
Meski ikan bakar yang menjadi pasangan menu sop saudara namun tidak menutut kemungkinan pemesan bisa memesan ayam bakar atau bukan hanya ikan bandeng melainkan ikan laut.Â
Namun pelanggan perlu hati-hati memilih ikan laut sebab ikan laut paling murah 35 ribu 1 ekor di luar sop saudara dan nasi serta minumnya. Olehnya itu warung sop saudara dan ikan bakar yang ada di kota Makassar hanya buka di siang hari hingga petang untuk menu makanan berat.Â
Sementara warung sop saudara dan ikan bakar yang ada di jalan provinsi buka dari siang hingga tengah malam dan peruntukannya adalah para sopir truk atau pengendara lain yang sedang perjalanan jauh. Namun saat ini sudah tidak hanya pengendara saja melainkan warga sekitar yang sedang ingin mencicipinya.
Sop Konro sangat berbeda dengan Sop saudara meski memiliki kesamaan yakni sama-sama memiliki S.O.P. Namun Sop Konro merupakan salah satu makanan tradisional suku Makassar yang berbahan dasar daging sapi atau iga sapi.Â