Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kotaku Masih Dalam Genangan

17 Februari 2023   14:42 Diperbarui: 17 Februari 2023   14:41 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak hujan mengguyur kota Makassar dan sekitarnya menyebabkan banjir besar. Kabar terakhir banjir di kota Makassar masih menggenangi sejumlah kompleks perumahan demikian juga ruas jalan raya, halaman perkantoran, hingga sekolah-sekolah. Akibat dari banjir tersebut dan juga didukung prediksi cuaca dari BMKG bahwa daerah Makassar akan terjadi hujan disertai angin kencang serta luapan air laut maka lengkaplah sudah. Akhirnya beberapa ASN diliburkan dan juga anak sekolah kembali WFH. 

Hal menjadi substansial dari keadaan banjir di kota Makassar dan sekitarnya bukanlah hujan, curah hujan yang tinggi atau air laut yang naik. Tetapi konsep penataan tata kota yang kurang baik. 

Kota yang kini diagungkan sebagai kota Dunia namun penataan kompleks perkantoran, perumahan, pusat niaga, pusat pendidikan, drainase, jaur air alternatif hingga jalan kurang diperhitungkan. 

Berbeda dengan beberapa kota yang sudah terpola dengan baik sehingga siapapun jadi wali kota atau pejabat lainny tinggal meneruskan. Hal tersebut bisa saja ego para pejabat yang selalu mengagungkan kepemimpinan mereka. 

Ditambah lagi pembangunan area pantai, tentu panorama pantai-pantai saat ini memiliki perwajahan yang baik tetapi tidak nyaman bagi keberlangsungan lingkungan hidup. 

Air butuh resapan, air butuh mengalir, dan itu menjadi fitrahnya. Sehingga yang harus diperhatikan adalah bagaimana mencari solusi agar air bisa menyerap dengan cepat kala penghujan. Mencari cara agar air bisa mengalir dengan baik tanpa tersumbat dengan sampah, atau tanpa mengalir bersama kotoran-kotoran. Pada akhirnya dampak dari banjir tentu penyakit. 

Jauh sebelum kita lahir di dunia curah hujan juga demikian adanya, air laut juga akan pasang setiap waktunya bahkan dua kali sehari. Namun perlu dipikirkan bahwa bagaimana mengelola pembangunan dengan baik tanpa mementingkan investor semata. Investor tentu memburu proyek semata dan proyek-proyek dari investor tentu dengan pejabat. 

Saat ini tak ada lagi yang sulit memiliki rumah tinggal sebab daerah Makassar dan sekitarnya sangat mudah mendapatkan rumah tinggal dengan setoran awal sejutaan kita sudah dapat kunci rumah. Artinya apa bahwa pemerintah telah memberikan izin kepada para pembangun, sebaliknya pembangun berkejaran mencari nasabah demi mendulang untung tanpa mementingkan keberlangsungan penghuni mereka dalam jangka lima tahun hingga puluhan tahun. 

Kedua contoh di atas adalah contoh di mana pemerintah kita tidak teralu mementingkan keberlanjutan hidup yang baik. Mereka tentu mencari bagaiaman di masa kepemerintahan cukup aman tanpa mementingkan generasi kita yang sedang terkurung banjir tiap semester. Sehingga banjir, air hujan, dan air laut yang pasang, bukanlah salah mereka melainkan mereka memberikan kita contoh bagaimana bisa bertahan hidup dengan baik di alam ini.

Hari ini terhitung hari kelima kotaku dikepung genangan air. Air terus mencari jalan kemana ia mendapat cela, bahkan ke dalam rumah sekalipun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun