Di mana lagi mencariÂ
orang-orang bersantai di sudut kota yang ramai,
Di bawah lampu berkelip di malam hari
kini, Tak ada lagi dari malam-malam hingga pagi
di mana-mana genangan air, hanya air mencariÂ
Ke segenap arah, ia mengaliri
jalanan hingga sempadan, air menutupi
**
Kotaku penuh genangan
Aku tiba-tiba Rindu dengan
Keluarga, wajah perempuan
Tua muda terbayangkanÂ
Terjebak, menanti uluran tangan
Air mengepung rumah dan halaman
***
Kabar baik yang aku tunggu
Semoga genangan di kotakuÂ
Segera berlalu, Agar tidak membuatku piluÂ
Januari, Februari hujan melulu
rumah, jalanan, bersama air menyatu
tiang-tiang , atap rumah mewah yang menjulang seperti tugu
semua mata tertuju ke arah yang tinggi itu,Â
mencari-cari perahu Â
****
Jalan, roda roda semua tiarap
Ibu anak saling mendekapÂ
yang lain sedang di atap
Hujan, dingin membuatnya terperangkapÂ
Dari jauh dengan doa, kami penuh harapÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H