Jarak adalah sajak rindu yang tercipta, antara aku denganmu, di saat butuh bertemuÂ
mungkin saja kita terpisah, tetapi selalu ada lapisan sajak dan lembaran kenangan untuk kita lihat dan baca bersama
kita baca sembari duduk di beranda pagi, malam hari kita berencana kapan lagi? di mana? Kita sudah tidak bertanya lagi, dengan siapa? Itu juga pertanda jarak bukan?
Selalu saja ada jarak tercipta, agar rindu tetap ada kata sajak sajak senja, lalu tertulis dalam bait bait pertama; ada namamu tertulis dengan hormat; ada namaku memberi hormat, sungguh manis,Â
Itulah kisah-kisah mu dulu yang aku tanya, sedang apa? Sudah makan? Makan apa? Sebaliknya tanyamu lagi, jangan lupa makan? Jangan begadang? Jaga kesehatan untuk dirimu sebagai janji ber-semuka, anak-anak butuh kamu? Kau harus terjaga.
Jarak tak membuat kita terpisah, hanya rindu yang selalu ada, selalu ada wajah yang terbayang, suara yang terdengar dari arah mana saja.
Jarak membuat kita berencana, itu adalah agar kita bisa bersama, Melihat ke arah mana, adalah jawaban sekaligus pertanyaan.
setiap malam, saat kau membiarkan aku terlelap dengan bayangan, jangan lupa esok hari ada mentari pagi, di sana aku ada bersama embun, sebelum ia dihirup belalang atau kupu-kupu, lihatlah, kau tak merayu tapi kau menyeru.
Setelah pagi beranjak, ada larangan, jangan kau mencipta jarak, sebab sajak rindu saja tak mampu membayarnya
;adalah penutup catatan sebagai harapan, jarak bisa saja adalah sajak sajak masa lalu, di sana ada rumah dan perempuan Yang mengajarkan kita berterima kasih,juga selalu mengajak kita kembali menjenguknya kelak