Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/ Writer

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wedding Gift yang Berkesan

5 Februari 2023   05:28 Diperbarui: 5 Februari 2023   05:32 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wedding gift atau lazim disebut sebagai kado pernikahan yang diberikan oleh orang lain untuk kedua mempelai. Wedding gift tidak memiliki batasan formil tapi di beberapa budaya masyarakat menjadi sesuatu hal yang mengikat. Ini sebuah tradisi bagi masyarakat Bugis di kampung saya bahwa pernikahan seseorang menjadi tanggung jawab sosial untuk membantu bagi keluarga yang sedang hajatan. Bantuan berbeda dengan wedding gift. 

Saling membantu dalam sebuah hajatan di masyarakat Bugis menjadi tradisi. Layaknya tradisi gotong royong. Membantu keluarga yang sedang hajatan adalah panggilan. Membantu mereka bisa apa saja misalnya dengan tenaga antaran undangan, memasak, sambut tamu, hingga bantuan lainnya yang berlangsung berhari-hari. 

Berbeda dengan bantuan berbeda juga dengan gift. Wedding gift juga berbeda dengan amplop (berisi uang seadanya). Amplop yang berisi uang biasa digunakan untuk menutupi biaya resepsi biasa juga jika ada lebihnya diperuntukkan untuk kedua mempelai. 

Wedding gift merupakan cinderamata atas pernikahan kedua mempelai datang dari kerabat terdekat terlebih keluarga. Pada saat akad nikah biasanya keluarga laki laki memberikan cincin emas kepada perempuan (biasa dari ipar, Tante, atau sepupu). Beda juga dengan erang erangan (barang bawaan) dari kedua belah pihak yang berisi kosmetik, sepatu, baju, dan sebagainya. Lazimnya ini untuk perempuan meski ada juga untuk laki laki tapi tidak seberapa dibandingkan dengan untuk perempuan. 

Ada tradisi mammatua "mempelai perempuan sowan ke keluarga laki-laki. Modelnya melingkar, di mana perempuan jabat tangan keliling siapa saja di depan mereka. Semua yang berjabat tangan memberikan hadiah berupa sarung. Ada juga berupa barang yang cukup sederhana seperti baju, tas pesta dan sebagainya. 

TerWedding gift berupa sarung, seingat saya sungguh berkesan bagi keluarga kami. Dari rekan kerja misalnya memberikan kado berupa selimut, handuk, dsb juga berkesan bagi kami. Sarung digunakan pada saat lahiran anak pertama di klinik ataupun di rumah sakit. Sarung ini pun akan tersimpan bertahun tahun karena jarang digunakan hanya untuk kebutuhan dalam rumah atau saat bepergian. Oleh nya sarung bagi masyarakat Bugis sangat berarti. Sarung memiliki banyak manfaat untuk kebutuhan dalam rumah. Sehingga barang wedding gift berupa sarung yang datangnya dari keluarga mempelai laki-laki ke perempuan akan terasa manfaatnya. Sehingga naif bagi masyarakat Bugis jika nikahan hanya di KUA. Karena adanya tradisi gotong royong dan tradisi saling berbagi tadi meski tidak ada undangan Secara resmi namun tetap saja tetangga dan keluarga dekat datang memberi bantuan, amplop "passolo", hadiah dan doa. Pernikahan di Bugis harus dipublikasikan agar orang di kampung mengetahui ini berpasangan dengan ini agar tidak menimbulkan cerita miring pasca nikahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun