Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/ Writer

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buku Digital dan Buku Cetak

27 Januari 2023   08:44 Diperbarui: 27 Januari 2023   08:48 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketersediaan layanan perpustakaan pada beberapa kampus dengan fasilitas bacaan buku cetak masih sangat dirindukan oleh para pembaca. Meski layanan buku digital lebih praktis dan efisien tetapi masih menjadi pertimbangan bagi para pembaca untuk mengakses bacaan buku cetak dibanding buku digital. 

Buku cetak memberi sensasi tersendiri baik bagi pembaca maupun penulis. Beberapa buku lawas misalnya yang belum sempat didokumentasikan dalam bentuk digital tentu dapat diakses di perpustakaan, dibaca, hingga terkadang berdialog dengan aktor yang terlibat atas hadirnya buku tersebut misalnya penulis, penerjemah atau percetakan buku. 

Di sisi lain bahwa buku digital sangat memberi kemudahan bagi kalangan pemustaka sebab dapat dengan mudah mengarsipkan buku-buku digital yang dimaksud. 

Hanya dengan perawatan arsip dalam bentuk file di komputer tanpa harus membersihkan buku dan raknya, atau tanpa harus merapikan buku yang telah dibaca oleh pengunjung. Apalagi di era digital saat ini perlu memiliki pertimbangan kedua aspek tersebut apakah buku digital atau buku cetak. 

Mengingat adanya pemanasan global yang juga tentu salah satu sumber penyumbang pemanasan global adalah pemakaian sumber daya alam yang berlebihan. Kehadiran layanan buku digital bisa saja mengimbangi situasi tersebut tanpa mengurangi esensi dari sebuah buku. 

Atau bisa saja layanan pengadaan buku tidak mesti harus serba manual dengan buku cetak sebab adanya pelibatan beberapa orang dan fasilitas di dalamnya. Sebut misalnya orang-orang dalam jasa percetakan, pemustaka, jasa pengantaran barang, biaya dan sebagainya.

Ini menjadi problem serius. Tentunya membutuhkan kebijakan dari pemerintah kita. Apakah beralih total pada buku digital, atau mempertahankan yang ada yakni buku cetak. Buku digital memang simpel tatapi juga memiliki kekurangan kekurangan yang tidak bisa mengalahkan estetika dari buku cetak. 

Di sisi lain juga bahwa minat baca buku digital yang sifatnya ilmiah tidak seperti saat baca buku teks. Berbeda pada buku buku digital seperti pada aplikasi tidak membosankan bagi pembaca karena umumnya bacaan hiburan seperti novel, cerpen, puisi dan berita berita. Namun hal ini juga membuat kita banyak meluangkan waktu di depan smartphone kita yang tentunya akan berdampak pada kesehatan mata. 

Buku cetak memiliki kelebihan lain dibandingkan dengan buku digital tetapi memiliki kost yang besar. Buku cetak bisa menjangkau pelosok, pelajar di sekolah dan diperguruan tinggi. Buku digital kebanyakan menjangkau orang tua atau orang dewasa yang sedang bekerja di rumah. Ini juga perlu diperhatikan bahwa sumber daya alam kita semakin terbatas dan pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan akan berdampak pada krisis iklim. Atau bisa saja membatasi penggunaan kedua jenis tersebut baik buku digital maupun buku cetak. 

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun