Sebut ia jalangkote, orang-orang di Makassar melabeli makanan ini dengan nama jalangkote bukan Jalan Kote. Jalangkote adalah makanan ringan kuliner khas Makassar yang bentuknya serupa dengan kue pastel. Jalangkote sering dianggap beda kelas dengan kue Pastel. Ia berada di kelas menengah ke bawah sementara kue pastel berada di kelas menengah ke atas. Sebab jalangkote merupakan jajanan pasar sementara kue Pastel merupakan makanan penutup pada acara yang mewah seperti dalam perjamuan para tetamu penting.Â
Orang-orang londo pada saat itu memperkenalkan kue pastel pada pribumi dan hingga kini kue Pastel sering dihidangkan di acara pesta, acara pertemuan di hotel, dan sebagainya. Sementara Jalangkote hanyalah jajanan di pinggir jalan yang dijual oleh pedagang kue di pinggir jalan di kota Makassar maupun di jajakan oleh anak-anak remaja, keliling di kompleks perumahan.
Meski Jalangkote hanya sebatas jajanan pasar dan makanan ringan kelas bawah. Namun ia sangat mudah dijumpai di sepanjang jalan di Kota Makassar baik pagi maupun sore hari. Seiring dengan perjalanan Jalangkote menjalani nasibnya itu, kini ia sedikit naik kelas baik dari segi menu (isi dalamnya), kemasan maupun jenis minyak goreng yang digunakan (yakni tidak hanya minyak curah murahan tapi juga kadang minyak goreng berkelas kemasan agar tidak terlalu berminyak pada saat disantap).Â
Peningkatan kelas Jalangkote tersebut juga sedikit mempengaruhi harganya misalnya jalangkote yang biasa dijajakan oleh anak-anak di kompleks atau di toko kue pinggir jalan seharga seribuan per biji namun lombok atau cairan kuahnya (perasa) juga dituang di tempat. Sedikit berbeda bila lomboknya dalam kemasan pula tentu akan mempengaruhi harga. Jika jalangkote yang digoreng dadakan dan dengan isi telur (isi seperdua telur/ seperempat telur) dan dengan kemasan lombok yang sedikit kental maka harganya bisa saja dua ribuan ke atas hingga lima ribuan per biji.Â
Biasanya variasi Jalangkote ini dapat ditemukan di Toko kue yang sedikit mewah hingga toko khusus yang menjual Jalangkote. Jenis ini pula kadang bisa dipesan dalam bentuk mentah/ belum masak hingga bisa digoreng dadakan di rumah masing-masing (tapi ingat tidak bisa lebih dari semingguan terkecuali disimpan pada freezer pada saat setelah dikemas.
Â
Dari tekstur hingga isi antara Jalangkote dengan Pastel tentu sedikit dapat dipahami. Bahwa Jalangkote sedikit lebih tipis dibanding kue Pastel. Bedanya kue pastel memiliki kulit yang lebih tebal dibandingkan Jalangkote dan bila Pastel dimakan bersama cabe rawit, jalangkote dimakan bersama sambal cair campuran cuka dan cabe, yang saya sebut Lombok cair atau lombo’na dalam dialek Melayu Makassar.Â
Jalangkote dengan bahan utama yakni tepung terigu, wortel, ubi, mie/ bihun, dan bahkan kadang berisi telur ini sangatlah dirindukan bagi penggemarnya di saat tertentu. Seperti saat berbuka puasa atau saat kumpul-kumpul dalam nobar di rumah atau nobar di lapangan sepak bola (sebab di mana ada keramaian di kota Makassar di situ ada jalangkote).
Suatu kebanggaan anak-anak remaja yang penjual jalangkote jika ada keramaian sebab ia tak perlu lagi teriak dengan nada keras membangunkan warga yang sedang mata tertutup atau dalam keadaan rumah tertutup di kompleks perumahan. Jaaaalangg……kote! Jaaaalangg……kote! Jaaaalangg……kote! Demikian teriakan itu memancing para penikmat jalangkote yang tidak perlu mengeluarkan duit puluhan ribu rupiah, tentunya hanya membayar teriakan penjualnya yakni seribuan/ biji. Namun jika di toko kue/ toko khusus jalangkote anda harus menyediakan duit di atas puluhan ribu sebab yang anda harus bayar pelayanan di toko, kemasan, branded, antrian hingga parkiran.Â