Waktu yang berjalan dari awal hingga akhir hurufnya, amatlah panjang. mebuat kita gelisah mencari, meraba, dan pura-pura terluka agar dijaga. Perjalanan dari huruf vokal ke konsonan, di dalamnya ada rahasia yang tersembunyi yang diketahui oleh waktu itu sendiri bersama hurufnya. Sebab dirinya hanyalah perantara cinta.
Cinta yang membuatnya berarti
Kapan lagi kita kembali melihat apa yang telah dituliskan, sesekali melihat kembali mengeja lagi bagaimana ia tertata menjadi kata. Kapan lagi kita menjenguk tubuh kita, yang di dalamnya dipenuhi lambang-lambang hingga membuat ingatan kita akan masa lalu. ibu memang adalah batang, tangkai, akar dari rumah kita.
Ibu memang adalah jembatan ingatan masa lalu, mengingatnya pun adalah kata yang rindu. di depan ibu kita berbisik di samping dinding kamar tembikar tentang  mimpi-mimpi baru, atau bisa saja menjadi duri sebelum ia kita lepas sesuai kehendaknya
tak ada yang menuntun kita dengan baik selain masa lalu, katamu cukup lugu
kenapa kau biarkan membelenggu, di depan ibu kau merayu
atau kau biarkan menjadi rahasia-rahasia di antara waktu itu
"berlalu akan menjadi benalu
mimpi akan menjadi ingatan yang bisa diramu
menjadi rahasia kembali
Â
adalah ruang diri saya yang kamu tidak tahu meski kita sudah menyatu
demikian juga dirimu yang kau bilang sama ibu sebelum mengiba kepadaku
adalah ruang buta dalam dirimu yang kau tahu aku tak tahu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H