Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perilaku "Ngemis Online" Bukan Budaya Kita

12 Januari 2023   15:27 Diperbarui: 15 Januari 2023   05:15 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: mendapat likes di media sosial. (sumber: PEXELS/ CRISTIAN via kompas.com) 

Ngemis online dalam hal ini bahwa seseorang dengan sengaja meminta sesuatu berupa materi yakni uang untuk kebutuhan makan, kebutuhan belanja, hingga kebutuhan pengobatan. 

Ngemis Online pada dasarnya sering menjadi aktivitas iseng-iseng sesama sahabat misalnya minta diikuti (follow), minta komentar, minta tanggapan like agar bisa menaikkan rating tertentu, men-vote misalnya, atau minta diteruskan atas info yang dibagikan agar mencapai sesuatu target (berarti yang meminta untuk mencapai target). 

Kegiatan ngemis ini pun bisa saja berlaku atau wajar saja karena hanya sedekah up, sedekah komentar dan sedekah subscriber karena hal ini tidak sampai membuang atau mengeluarkan banyak biaya. Hal ini juga tidak dianggap sesuatu yang merugikan bagi pengguna tertentu. 

Meski kegiatan ini pun sebenarnya bukan budaya kita, namun tantangan tertentu membuat kita harus melakukannya. Sebut misalnya program give away atau ingin ikut kompetisi dengan harus diminta menandai pengguna lain, dan Sebagainya. 

Namun ada sesuatu hal yang diluar kewajaran jika seseorang pengguna sampai nekat (buang malu) meminta sumbangan berupa materi. 

Entah materi tersebut untuk kebutuhan mendesak, atau untuk membantu orang lain. Tetapi hal tersebut dianggap mengganggu aktivitas atau lalu lintas media sosial. Yang pada akhirnya tidak memediasi kita lebih sosial lagi.

Ngemis online pada dasarnya lahir dari aktivitas figur publik pada media sosial yang dengan sengaja mempertontonkan aktivitas berbagai mereka. Pada awalnya mungkin biasa saja. 

Mungkin saja niatnya baik atau mungkin saja ingin memberi contoh kepada dermawan lain. Tetapi ternyata aktivitas tersebut telah dicontoh oleh pengguna tertentu. Jika butuh sesuatu mereka langsung mengemis. 

Aktivitas tersebut telah dilakukan oleh netizen kita terlihat pada kolom komentar yang dengan sengaja mengatakan bahwa kami dari keluarga ini sedang  butuh dinafkahi atau sedang butuh pengobatan. 

Padahal pemerintah kita suda sedemikian berupaya mengatur bahwa jika keluarga tertentu membutuhkan biaya belanja karena tidak mampu bahwa saat ini ada namanya program Bantuan Langsung Tunai, ada Program Bansos, ada Program bantuan sisa upah, dan sebagainya. Jika kita sakit dan hingga butuh biaya pengobatan bukankah BPJS dibuka untuk kita saling membantu. 

Jutaan orang dengan ihlas membayay biaya BPJS entah diapakai atau tidak tetapi upaya tersebut tentu membantu bagi orang yang sedang membutuhkan biaya BPJS dengan mengikuti program BPJS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun