Selepas magrib kita berjalan ke meja makan
Duduk bersila menghadap ke menu makanan
Kau adalah tamuku, selesai memakan
Ini dengan piring rapi nan
 hati yang damai, kalian bukan hanya kawanÂ
"Itulah rumah si Fulan di kampung halamanÂ
Punya dua tangga; depan juga di belakang
Di depan menyambut tetamu
Di belakang jalan keluar mencari makanan"
Tak ada masa lalu di meja makan
Cerita hanya basa basiÂ
Umur makanan tak boleh lebih dari semalam
Umur cerita melampauiÂ
Musim, samudera hingga jadi kenanganÂ
Berkunjunglah ke rumah ku kawan!
Lihatlah seisi dapur, tak ada yang beda
Menu kita sama, doa kita sama. Mungkin
usia usus kita sedikit berbeda
Karena ia dididik dengan cara menangkap ikan yang tak sama, menyemai hingga menanak nasi dari kayu pelung dengan asap yang berbeda
Mari makan bersama
Cuci tangan dahulu, cuci bersih telur unggas itu sebab ia dari dubur
Pilih sendok makan, sumpit atau kebokanÂ
Kedua pintu tertutup rapatÂ
Jarak ruang tamu ke meja makan hanya sepuluh langkah anak-anak
Mengapa kau masih ragu
Di sini malam kita begitu panjangÂ
Isilah lambung tengah sisakan untuk air dan udaraÂ
Makanlah untuk pura pura melupakan masa lalu kita, sekarang kau lebih dari kawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H